Tuesday, July 30, 2019

EUROPE: 14 Days, 7 Countries and 13 Cities (Part 5)

Minggu, 16 Juni 2019 ZAANSE SCHANS - THE NETHERLANDS


Kelompen raksasa di Zaanse Schans
Hari ini rencana keliling keluar Amsterdam, melipir agak ke pinggir. Rencana mengunjungi dua tempat, Zaanse Schans dan Volendam. Langsung "nanya" google maps, gimana caranya ke kedua tempat ini. Kata google maps, disuruh naik bis Conexxion dari Amsterdam Centraal. Kalau dari google maps, dari Zaanse Schans ke Volendam disuruh balik lagi ke Amsterdam Centraal baru dari sana naik lagi yang ke Volendam. Kenyataannya, di halte Zaanse Schans, ada bis Conexxion langsung ke Volendam! Jadi jangan terlalu ngikutin kebetan, bisa ngecek-ngecek di halte jurusan mana aja bis yang lewat disitu.




Zaanse Schans adalah desa buatan yang dibuat sedemikian untuk mengumpulkan jejak sejarah terutama yang berkaitan dengan pondasi awal revolusi industri di Belanda, khususnya Zaanstreek. Didalamnya terdapat banyak museum yang berkaitan dengan sejarah industri, seperti Zaans Museum and Verkade Experience (biskuit khas Belanda), Albert Heijn Museum Shop (supermarket terbesar di Belanda), Bakery Museum de Gecroonde Duyvekater dan bahkan "pertunjukan" cara pembuatan kelompen.


Di sini, bisa jajan ngemil-ngemil sambil menikmati udara yang seger banget. Kalau gw, selalu ga nahan kalau ketemu strawberry. Buahnya selalu terlihat merah besar dan menggiurkan, apalagi dikasih kucuran coklat leleh... yummmmm... Satu lagi yang ga bisa dilewatkan adalah wafle, pancake khasnya Belanda. Dibuat dadakan (bukan tahu bulat ya hehehe...), dimakan hangat-hangat dikucuri coklat (lagi!) endessss markondessss!


Friday, July 26, 2019

EUROPE: 14 Days, 7 Countries and 13 Cities (Part 4)

Masih Sabtu, 15 Juni 2019 AMSTERDAM - THE NETHERLAND


 
Hari ini jadwal kami keliling Amsterdam, karena besok kami akan keliling di luar Amsterdam. Tujuan pertama, katanya Si Kakak adalah alun-alunnya Amsterdam a.k.a. Dam Square! Ngapain ke alun-alun? Ada apaan aja emangnya disitu? Pendeknya siy, namanya alun-alun ya sama dan sebangun dengan alun-alun di Indonesia. Yaitu, pusat pemerintahan, pusat kota, dan pastinya, pusat keramaian.

Royal Palace

Koninklijk Paleis Amsterdam atau Royal Palace of Amsterdam yang dibangun tahun 1665 adalah sejatinya tempat keluarga kerajaan Belanda tinggal. Walaupun saat ini istana tersebut sudah tidak lagi digunakan sebagai tempat tinggal, namun masih digunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara-acara resmi seperti menerima tamu kenegaraan. Istana ini dibuka untuk umum jika sedang tidak ada acara kenegaraan.



Madam Tussaud
Nah, ternyata, di Dam Square ini juga terdapat Museum Lilinnya Madam Tussaud! Pastinya, kami ga masuk hehehehee...sudah cukuplah referensi di Hongkong sama Bangkok ajah. Ngirit!
Pelataran Dam Square memang ramai dengan pengunjung dari berbagai negeri. Ada pula para penampil berkostum ala Halloween. Dan yang menjadi primadona, adalah para merpati yang dijadikan teman berfoto.

Nieuwe Kerk


Nieuwe Kerk adalah gereja tertua kedua di Amsterdam setelah Oude Kerk. Gereja ini sekelas dengan Westminster Abbey di London yang menjadi tempat berlangsungnya pelantikan Raja/Ratu Belanda dan Royal Wedding. Selain itu, gereja ini sering juga digunakan sebagai tempat pameran, sehingga pengunjung bisa sekalian menikmati pula keindahan interior gereja ini.






National Monument 
National Monument
Ini dia nih monasnya Belanda. Monumen berbentuk pilar putih yang diresmikan tanggal 4 Mei 1956 ini berada di tengah Dam Square. Monumen tersebut adalah tugu peringatan untuk mengenang mereka yang gugur dalam Perang Dunia II. Setiap tahunnya setiap tanggal 4 Mei, di tugu peringatan ini diadakan upacara yang dihadiri pejabat tinggi Belanda termasuk anggota keluarga kerajaan Belanda.
Sayangnya, monumen ini jadi terlihat kurang cantik karena banyak kabel malang melintang berseliweran di sekitarnya.

Kenyang berkeliaran di Dam Square, kami pun pindah ke daerah Amsterdam Centraal. Baru deh nemu kanal yang terkenal itu. Di sini juga banyak berjejer toko-toko souvenir, dan peeenuuuhhhh turis. Ditambah matahari musim panasnya yang telat terbenam, ga akan berasa walaupun kalian keliaran sampai jam 12 malam! Untungnya, kaki gw tereak-tereak ngingetin. Udah waktunya istirahat woooiiiiii!!! Perjalanan masih panjaaannnggggg... Inget umur, jaga stamina, baru juga hari pertama 😅

Thursday, July 25, 2019

EUROPE: 14 Days, 7 Countries and 13 Cities (Part 3)

Sabtu, 15 Juni 2019 Welcome AMSTERDAM!

Dari Schiphol Airport menuju hotel menumpang dua macam tranportasi, train dan metro. Karena sudah punya tiket travel pass 2 days, kami ga perlu lagi beli tiket walaupun keluar masuk gonta-ganti public transport. Itulah enaknya klo pake day pass. Dan kerennya, day pass di Amsterdam dihitung 24 jam dari pertama nge-tap. Misal kalian nge-tap jam 5 sore pun, day pass kalian akan valid sampe jam 5 sore besoknya, asik kan???
 
Waktu ganti train ke metro di Amsterdam Sloterdijk, kami muter2 kebingungan, padahal stasiunnya itu2 aja. Mana gerimis, banyak genangan pula. Sudah tanya beberapa orang tetep aja ga mudeng hahahhaa... Akhirnya ada yang nyapa, seorang lelaki yang ramah sekali. Nampaknya dia sudah mengamati kami muter-muter dari tadi. Dia tanya kami mau kemana, lalu dia tunjukan gerbang masuk ke stasiun metronya, yang ternyata cuma naik ke tangga aja hahahaaa...

Tram-nya Amsterdam


Metronya tua banget, kayak KRD Purwakarta-Jakarta jaman dulu hihihihii... Di Eropa, kereta paling tua sampai yang ter-modern ada. Apa artinya? Artinya, walaupun mereka punya teknologi transportasi terbaru, tapi mereka tetap merawat transportasi umum lamanya. Sehingga kereta yang sudah sangat tua pun, masih bisa beroperasi baik-baik saja sampai hari ini.

Syukurlah, walaupun tercatat cek in pukul 14.00 tapi kami diperbolehkan langsung masuk begitu tiba di hotel walaupun masih belum pukul 12 siang. Lumayan bisa langsung leyeh-leyeh dan rebahan meluruskan punggung.

Hotelnya bintang 4, pantaslah fasilitasnya juga modern. Selama muter-muter Eropa, hotel ini yang paling keren fasilitasnya, walaupun dengan harga hotel lain yang lebih mahal. Yang paling menarik perhatian adalah mesin kopi yang baru pertama kali kami temui di kamar hotel hahahaha... udik ya. Setelah otak-atik cara kerjanya, kami sampai bikin tutorial cara bikin kopinya, siapa tau ada yang lain yang udik juga kayak kami wakakakakkkkk...



Sunday, July 21, 2019

EUROPE: 14 Days, 7 Countries and 13 Cities (Part 2)


Jum'at, 14 Juni 2019 Jakarta - Schiphol

Sore hari sekitar jam 4-an, gw udah siap2 menuju BNI City, rencana menumpang Railink ke Soetta biar nyantai. Si Kakak naik dr Stasiun Duri, janjian menumpang kereta dengan jadwal yang sama. Dan, ga ketemu dooonnnkkk... Dia bilang di gerbong 5, sedangkan gw merasa ada di gerbong 2. Pas turun, ternyata doi di belakang gw aja gitu duduknya. Hadeuuhhhh...

Urusan cek in lancar, koper sudah masuk bagasi, kami pun bisa melenggang cari makan malam sebelum masuk imigrasi.Terminal 3 Soetta sekarang sudah ramai, susah cari spot buat kongkow di luar. Jadi, setelah makan malam, mendingan langsung masuk ke dalam.

Pesawat dijadwalkan berangkat pukul 22.45, jam sembilan udah gabut ngantuk nunggu di ruang tunggu. Syukurlah, pukul 22.14 WIB akhirnya panggilan boarding pun terdengar. Bisa lekas bobo manis di udara. Dalam hati berdoa, semoga bangku sebelah kosong. Dan terkabul! Di bangku tiga ini, kami cuma duduk berdua! Yuhuuuiiiyyy!!! Mayan bisa tidur lebih leluasa...


Sabtu, 15 Juni 2019 Schiphol - Amsterdam

Pesawat mendarat sesuai jadwal. Walaupun gedeg-gedeg sepanjang perjalanan, tapi turbulence terhitung ga separah waktu balik dari London. Malahan, gedeg-gedegnya bikin kayak diayun bobo sepanjang perjalanan. Bobo-makan-bobo lagi-makan lagi-bobo lagi-makan lagi wkwkwkwkkkk... 14 jam non stop.


Persediaan makanan penuh, karena daripada mubazir, makanan kemasan jatah di pesawat dibungkus dimasukin tas hehehehe... Mayan ngirit sekali dua kali sarapan. Ada roti isi tuna, yoghurt, croissant, mentega, selai, dan buah-buahan potong hahahhaa...

Walaupun masih pagi, imigrasi Schiphol sudah ramai, dan petugasnya masih dedek-dedek gemes. Cuci mata pagi-pagi hahaha... Karena rombongan, gw sama Si Kakak barengan ngadep ke petugasnya. Biasalah, ditanya mau kemana aja, tinggal dimana, daripada banyak cingcong keluarin aja itinerary-nya. Komentarnya,"Wow... Big trip yaaa...". Gw jawab, iya mumpung ke sini, sekalian. Ditanya lagi, pertama kali ke Eropa? Gw jawab taun lalu pernah ke UK. Padahal bukan taun lalu juga hehehehee... Dan "Cop! Cop!" resmilah kami jadi turis di Belanda.

Begitu keluar imigrasi, kami cari Tourist Information untuk beli tiket. Dan di sana kami mendapat info, bisa membeli tiket dua hari (transport all in) yang berlaku dari airport ke Amsterdam, dalam kota Amsterdam, sampai ke Zaanse Schans dan Volendam. Yash! Kami beli itu ajah. €28/pax Ouch! Mahal yaaaa...

Selesai beli tiket, kami pun keluar, cuma buat foto di halaman Schiphol Airport buat laporan ke orang rumah kalau kami sudah sampai dengan selamat sentausa...




Psssssttttt... Selama ini kan banyak stereotype yang bilang, turis Asia yang suka hobi foto dirinya sendiri ya. Jangan salah, di depan airport ini, kami sampe antri barengan bule-bule pengen poto di depan begini hahahhaaa...

Tuesday, July 16, 2019

EUROPE: 14 Days, 7 Countries and 13 Cities (Part 1)

The Beginning

Preparation buat travelling kali ini lumayan bejibun. Mulai dari hunting dan booking transport tiket, sampai ke hunting dan booking penginapan. Sebenernya, hunting dan book tiket sama penginapan terpakasa disiapin buat bikin visa. Tapi, kalo cuma buat bikin visa doank kan mubazir yaaa... Jadi ya kami, Si #DuoSendalJepit, beneran serius nyiapinnya berdasarkan itinerary.

Bisa dibayangkan, kami, mbak2 kantoran yang kerjaannya berhubungan sama pajak, deadline-nya bertumpuk di bulan Mei. Itu aja udah bikin stress, apalagi ditambah bikin itinerary dan segala macam urusan persiapan travelling. Cari mati! Wakakaakkkkk...

Maklumlah ya... Namanya juga travelling bergantung promoan, tanggal dan lain2 mah nomor sekian, yang penting murah dulu hahahhaaa...

Gw pribadi sih ga terlalu ambisius. Buat gw, bisa nyampe ke Belanda German dan Prancis aja udah cukup. Nah, giliran disodorin itinerary Si Kakak, buseeeeeeeeettttttttttttt!!! Kagak salah inih?! Jejeran itinerary berentet udah kayak jadwal imsakiyah! 

Belanda: Amsterdam, Giethoorn; German: Berlin; Republik Ceko: Prague; Austria: Wina; Italia: Roma, Milan, Venesia; Spanyol: Madrid, Cordoba, Granada; Swiss; Perancis: Paris dan balik lagi dari Belanda.

Pala gw langsung nyut nyut hahahahaa...

Setelah berbagai argumen dan pertimbangan, akhirnya jadi juga itu itinerary. Dengan hanya mencabut Swiss dari list. Silakan buat yang butuh kebetan, bolehlah dicontek.



Kami pun mulai menyiapkan dokumen untuk apply visa Schengen via Belanda, dengan pertimbangan, kami keluar masuk via Belanda. Setelah dapet jadwal appointment dengan pihak VFS Global Belanda tanggal 30 April 2019, kami pun pergi ke sana dengan membawa dokumen persyaratan yang telah disiapkan.

Begitu sampe di help desk, jeng jereng jeeenngggg...!!! Si mBak-nya bilang, ini ga bisa apply visa lewat Belanda klo itinerary-nya seperti ini. Karena negara yang disinggahi paling lama itu di Spanyol! Wakwaw... Trus gimana donk???

Gw sama Si Kakak diskusi di depan helpdesk-nya. Kata Si Kakak, ya udah rubah aja itu itinnya. Bukti booking hotel Paris dicabut, ganti yg Belanda, jadi hari terakhir dua hari di Belanda. Kata mBak helpdesk, ya silakan, ditunggu sekarang. Perubahan bukti booking bisa di print di front desk.

Gw pun lari ke luar, karena ga boleh make HP didalem. Merubah jadwal hotel hari terakhir ga bisa!!! Penuh! Gw muter otak. Ya udahlah, rubah yg awal aja, Prague jadinya yg skip. Dengan segala drama di front desk. Kertas abis, nunggu direfill sama Mas-nya yg ga tau beli kertas dimana, nge-blank tiba2 gatau caranya donlot bukti booking dr aplikasi wakakakakkkk... Akhirnya, bukti booking revisi di tangan juga.

mBak helpdesk agak2 manyun, karena di form-nya dia udah coret yg Paris, eh dateng malah ganti jadi Prague hahahahhaa... Whateverlah, yg penting masuk dulu aja aplikasi apply visa-nya. Setelah itu mah biar takdir yg menentukan hehehhee...

Harap2 cemas... tiap hari dicek proses dokumen udah sampe mana... Dan... tanggal 8 Mei 2019

English:Processed  application ref no. JAKA/300xxx/00xx/02 is ready for collection from the ,Jakarta Selatan during collection hours (14.00hrs - 16.00 hrs). “For more information, please contact our helpline number 6221-30418712”
Yuuhhuuuuiiiii!!! Visanya udah jadiiiii... Girang aja, padahal blom tentu juga di approve! Hahahhaaa...

Tanggal 9 diambil, segel passport dibuka dengan harap2 cemas, dan... perjalanan pun diperkenankan untuk dimulai... Alhamdulillaahhh...


Catatan:
Baca dan ikuti aja apa yang dibeberkan disitu, dan pastikan semua dokumen lengkap.

VISA KOREA SELATAN GRATIS SAMPAI AKHIR TAHUN 2019! KUUYYY!!!

Hai traveller, pada tau ga? Korea Selatan kan lagi bikin "promo" visa gratis looohhhh... Promo ini diberikan pemerintah Korse...