Tuesday, September 22, 2015

TURKI, Negeri Dua Benua (Naik Balon Udara!)


Parade balon di langit Goreme

Pukul empat pagi waktu setempat, kami sudah mulai bangun dan bersiap-siap. Nampak masih belum ada tanda-tanda kehidupan. Jadwal sarapan sebelum naik balon udara katanya jam empat, dan naik balon jam lima pagi. 

Jam setengah lima akhirnya kami menuju lobby. Ternyata sudah ada beberapa orang yang sarapan di sana. Kami diberitahu nomor grup dan dipersilakan untuk sarapan terlebih dahulu. Sarapan buffet lengkap! Iyalah ya harga semahal itu… atraksi termahal di luar negeri yang “terpaksa” gw jabanin demi satu kata, "sekali seumur hidup", hehehee…

Semakin lama semakin banyak yang berdatangan berkumpul di ruang makan dan lobby hotel. Semua yang menggunakan jasa Royal Balloon berkumpul di Royal Stones Houses ini. Turis dengan berbagai ras, namun tak satu pun nampaknya sama-sama datang dari Indonesia. 
Salah satu rumah yang dibuat dengan melubangi bukit batu

Sambil menunggu yang lain sarapan, kami keluar halaman hotel. Beberapa balon terlihat mulai diterbangkan. Landasan penerbangannya ternyata sangat dekat dari hotel, sehingga kalau duduk-duduk di teras dalam akan terlihat pemandangan balon beterbangan sambil menikmati sunrise. Sekitar pukul enam pagi akhirnya kami berangkat juga, satu kelompok satu mobil van. 

Masing-masing mobil van langsung menuju ke landasan balonnya masing-masing. Waaauuuwww... land scape Goreme sungguh indah sekali. Baru saat itu gw melihat benar-benar serius meneliti pemandangan sekitar. Saaangat berbeda dengan land scape di Indonesia yang pernah gw datangi. Bukit-bukit kering berbatu itu membuat gw serasa berada di planet lain... (kayak pernah pergi ke planet lain ajah hahahaaa...)

Mari naik balon udara!!!

Satu balon terdapat lima bagian keranjang: dua di kiri, dua di kanan dan tengah yang memanjang tempat pilot mengemudikan balon udara. Satu keranjang diisi 4 orang ukuran bule, klo kami orang Asia bisa diisi oleh 5 orang karena masih terbilang mungil di banding turis bule. Bagian keranjang gw diisi bareng Si Kakak, dan 3 turis Cina. 

Klo hanya berdiri di satu spot sih sebenernya leluasa, tapi karena kendala pemandangan favorit dan angle foto, membuat mobilitas di dalam keranjang tinggi sekali (terutama untuk turis Asia). #Sigh...

Kami mendapat jatah terbang 1 jam untuk paket Royal Queen Flight. Sebelum terbang, Sang Pilot memberikan sekedar pengarahan bahwa penerbangan tergantung dari arah angin, jadi ga bisa semena-mena minta "lari" ke sana atau ke mari. Juga sedikit tambahan pengarahan pendaratan.

And the journey begin! Balon udara mulai take off. Wuahhh... Si Kakak yang parnoan sama ketinggian pun lupa sama phobianya, malah sempet2nya bawa selebaran buat foto di atas balon. Saat itu, hasrat narsis gw sempet menguap... Masya Allaah... Pemandangan dari atas sana sungguh menakjubkan... Tak bisa dilukiskan dengan kata-kata... Bersyukur sekali rasanya diberi kesempatan dan rejeki yang cukup untuk mengagumi keindahan ciptaan Sang Maha Pencipta...

Lulus!!!
Tak terasa, satu jam sudah berlalu. Dengan kepiawaian Sang Pilot beratraksi seakan-akan mau menabrak tebing, membuat kami berteriak panik, plus pemandangan yang memukau, rasanya tak akan bosan walaupun harus 2-3 jam mengudara. Tapi mahal banget kali yak... hahahaaa...

Pendaratan nampaknya kurang mulus. Karena menurut hemat gw, mustinya si keranjang mendarat persis di bak mobil, sedangkan kami mendarat di tanah baru kemudian keranjangnya diparkir masuk ke bak mobil. *Sotoy Pollll!*

Setelah mendarat, kami disuguhi buah strawberry plus celupan coklat dan champagne/juice jeruk untuk merayakan perjalanan yang sudah berjalan dengan lancar. Masing-masing juga diberikan medali "kelulusan". Padahal kami kan naik doank, mustinya dikasih medali klo diajari dan berhasil menjadi pilot balon kali ya heheheee... 

Over all, itu pengalaman sekali seumur hidup yang sungguh sangat mengesankan dan tak akan pernah terlupakan... Terima kasih Tuhan... *mimpi indah*

Horeee... Mendarat dengan selamat...

Wednesday, September 16, 2015

TURKI, Negeri Dua Benua (The Journey Begin)

Menggelandang di KLIA

Perjalanan panjang dimulai dengan penerbangan Garuda Indonesia jadwal siang pukul 13.50 dari Terminal 2 Soekarno-Hatta International Airport menuju KLIA karena penerbangan ke Turki melalui KLIA. Rute tiket promo dari Qatar Airways yang kami dapat adalah Kuala Lumpur (KLIA) – Doha – Istanbul (Ataturk) – Doha – Jakarta (SoeTa), jadi terpaksalah harus memesan penerbangan tambahan ke KLIA.

Berangkat dari Jakarta memilih garuda. Selain karena mendarat di KLIA, juga pengen ngerasain gimana sih rasanya naik garuda hehehee… *katro*

Jarang sekali gw mendapatkan jadwal penerbangan berangkat dari terminal lama, rasanya crowded banget ya… Dan gw kebingungan mencari loket check in. Hadeuh… Biasa check in online pun, ini harus check in lewat counter. 

Tapi senangnya, hari itu pertama kalinya gw mencoba lewat imigrasi menggunakan auto-gate heheheee… Mungkin karena masih belum familiar, di auto-gate masih dipandu oleh petugas imigrasi. Cukup dengan menyelipkan halaman passport yang ada fotonya, cek sidik jari dan foto, udah langsung bisa melenggang keluar tanpa ditanya-tanya atau dipandang curiga (sensi).

Sampai di KLIA pukul 17.00 waktu setempat sedangkan penerbangan ke Qatar pukul 03.30 dini hari! Yah, begitulah perjuangan budget traveler, harus rela menggelandang di bandara hahahaaa…
Ternyata banyak juga “gelandangan airport” di KLIA, mereka masing-masing mencari spot strategis buat bobo sejenak termasuk gw ma Si Kakak.

Doha Airport - Masih sempat aja foto walopun sambil lari-lari


Pukul 06.00 pagi sampailah kami di Doha untuk transit dan melanjutkan perjalanan menuju Istanbul. Doha berbeda waktu 4 jam lebih lambat dari KL/Jakarta, jadi perjalanan KL-Doha memakan waktu sekitar 6,5-7 jam. 

Walopun masih penat, tidak bisa berleha-leha karena Doha Airport itu crowded-nya bukan main! Banyak sekali penerbangan ke berbagai negara transit di sini. Begitu sampai harus sigap mengecek board digital pengumuman di gate mana penerbangan selanjutnya karena waktu transit sangat-sangat singkat sedangkan kita harus antri tas bawaan.

Jadwal penerbangan kami selanjutnya adalah pukul 7.50 pagi, padahal turun dari pesawat ke airport aja butuh setengah jam, belum lagi cek barang bawaan yang na’uzubillah panjangnya. Harus jeli mengecek petugas yang berteriak-teriak mengarahkan penumpang yang transit paling singkat ke antrian express. Bener-bener berasa kayak marathon…

Syukurlah kami ga pernah ketinggalan pesawat walaupun napas ngos-ngosan. So, tips bagi yang menggunakan penerbangan transit di Doha, bawalah tas tenteng seminimal mungkin. Kan ga lucu klo harus tertinggal pesawat cuma gara-gara repot bawaan.

Pukul 12.20 akhirnya kami sampai juga di Ataturk Airport Istanbul Turki.  Doha dengan Istanbul ga berbeda waktu terlalu banyak, hanya selisih beberapa menit saja. Jadi perjalanan Doha – Istanbul kira-kira memakan waktu 4,5-5 jam. Total jenderal perjalanan KL-Istanbul adalah sekitar 14 jam dengan waktu transit.

Perjalanan belum usai juga jenderal! Kami masih harus terbang lagi ke Cappadoccia pukul 16.00 waktu setempat. Hampirrr aja kami ketinggalan pesawat karena ternyata gate keberangkatan berubah. Pantesan ruang tunggu tiba-tiba sepi.  Untung ngecek papan digital, dan kami pun berlari-lari menuju gate yang seharusnya. Last call… fiuuwwhhhh… Dan pesawat sudah terisi penuh ketika kami masuk *usap peluh*.

Pesawat mendarat di Kayseri pukul 17.25 dan mobil jemputan dari hotel pun sudah menanti. Langsunglah kami melanjutkan perjalanan ke hotel karena ingin lekas-lekas meluruskan pinggang. Sampai di hotel sekitar pukul 7 malam, tapi suasana masih terang seperti jam 5 sore. Setelah cek ini, bayar-bayar n konfirmasi hot air balloon yang disarankan pindah jadwal jadi besok pagi, kami langsung masuk kamar dan ga keluar-keluar lagi.

Rincian Budget:
1. Qatar Airways return tiket Kuala Lumpur (KLIA) – Doha – Istanbul (Ataturk) – Doha – Jakarta (SoeTa) MYR 1.379
2. Garuda Indonesia Airways oneway tiket Jakarta (SoeTa) – Kuala Lumpur (KLIA) US$ 214




Monday, September 14, 2015

TURKI, Negeri Dua Benua (Persiapan Akomodasi)



Royal Stone Houses


Karena pertimbangan efisiensi, pada hari pertama kami memutuskan untuk berangkat langsung menggunakan pesawat ke Cappadoccia (tepatnya Goreme untuk naik hot air balloon). Hunting pesawat lokal ke sana ke mari, pesawat yang berangkat dari Ataturk Airport ke Cappadoccia ternyata hanya Turkish Airlines. Itupun hanya sampai di Kayseri atau Nevsehir saja dan dilanjut dengan mobil kurang lebih 1 jam ke Goreme.

Setelah perjalanan panjang, ga sanggup rasanya harus hunting bus untuk menuju Goreme dari Kayseri. Akhirnya kami memilih untuk dijemput saja dari hotel tempat kami menginap. Kami memilih menginap di Royal Stone Houses (pesan dari booking.com) yang kebetulan masih satu grup dengan Royal Balloon. Jadilah kami sekalian memesan tiket hot air balloon dari hotel.


Goreme, Cappadoccia


Untuk penginapan di Istanbul, kami memilih Station Hostel & Hotel 34 yang terletak di Sultan Ahmet. Lumayan lama keliling-keliling cari Station Hostel & Hotel 34 ini. Sebenernya tempatnya ga tersembunyi di gang, tapi ga punya plank nama yang mencolok, cuma ada tulisan “Station” kecil. Bahkan orang sekitar pun ga tau ada penginapan ini. Duh… 

Sangat berbeda dengan foto2 yang dipasang di booking.com, kamar kami sempit binggits, dengan atap miring dan ada di lantai tiga tanpa lift! Bayangin itu yg bawa koper se-alam dunia bisa hernia kali hahahaa… Mungkin karena kami pesen harga yang termurah kali yah... Entah...

Tapi ya, orang Turki itu ramah banget, ada bapak2 yang ngotot anterin walopun salah arah (gw juga siy yg salah nunjukin GPS nya hahahhaaa…) dan karena ada urusan lain akhirnya dia suruh seorang anak muda anterin kami. Si Bapak sempat tanya nama gw. Dia bilang, kenapa namanya Novia? Fatimah, Aisyah, itu baru nama bagus! Wekekekeeekkk… (Intermezzo).

Berikut rincian budget akomodasinya:

  1. Turkish Airlines 258TL Ataturk-Kayseri (2 orang)  
  2. Royal Stone Houses €72 untuk 2 malam (Satu kamar berdua + sarapan buffet)
  3. Airport Transfer one-way €10/pax 
  4. Royal Balloon (Royal Queen Flight) €150/pax include breakfast, medali n champagne/juice (jadi sarapan dua kali, pas mau berangkat naik balon sama balik dari naik balon hehehee…)
  5. Station Hostel & Hotel 34 361TL (€116,97) sekamar berdua untuk 3 malam. Cukup mahal dibanding hotel di Goreme dengan fasilitas minimal seperti itu...

TURKI, Negeri Dua Benua (eVisa)


https://www.evisa.gov.tr/en/


Walaupun katanya warga negara Indonesia mendapatkan fasilitas VoA (Visa on Arrival), ada baiknya sebelum berangkat ke Turki disiapkan eVisa sejak dari Indonesia. Apalagi yang harus langsung melanjutkan perjalanan kembali sesampainya di sana. 

Sejauh pengalaman gw, dari beberapa negara yang membutuhkan visa, Turki adalah negara paling mudah apply visanya. Gak perlu siapin banyak dokumen, gak perlu datang ke kedutaan dan gak perlu antri! Cuma butuh sambungan internet, email, travel document (passport) sama credit card doank. Ga heran klo daerah wisatanya selalu penuh antrian (terutama daerah Sultan Ahmet).

Berikut tahap pembuatannya:

  1. Klik apply. Pilih nationality, dan jenis travel document (passport). Pilih tanggal kedatangan, dan cek tanggal berlaku eVisanya. Isi data diri. Setelah selesai, akan dikirim email verifikasinya.
  2. Klik payment, lakukan pembayaran dengan menggunakan credit card.
  3. Klik Download. Print untuk kemanan, dan simpan juga dalam bentuk soft copy di gadget yang akan dibawa ke sana

Selesai! Mudah bukan?

Contoh eVisa Turki

VISA KOREA SELATAN GRATIS SAMPAI AKHIR TAHUN 2019! KUUYYY!!!

Hai traveller, pada tau ga? Korea Selatan kan lagi bikin "promo" visa gratis looohhhh... Promo ini diberikan pemerintah Korse...