Wednesday, November 30, 2016

Pesiar Kuliner - Chingu Korean Fan Cafe

Berbagai Menu yang Disuguhkan
Biar ga boring, gw pengen mixed catatan harian travel ini dengan review kuliner juga, secara gw juga termasuk yang doyan makan dan nonton food-porn. Sekalian share buat kalian-kalian yang hobi travelling kheuseus untuk nyobain kulinernya. Kali ini gw pilih review Chingu Korean Fan Cafe. Udah lama sebenernya gw ke sini sekitar Agustus 2015 (weks!), tapi harusnya sih masih relevan ya infonya.

Seiring dengan booming-nya segala macam produk entertainment Korea, nampaknya pemilik cafe ini tidak mau melepaskan peluang begitu saja. Mereka menyuguhkan sebuah tempat nongkrong buat para pecinta halyu khususnya anak muda (walopun gw udah ga muda lagi hahahaa...) dengan segala atribut dan ambience berbau Korea plus tentu utamanya menjual makanan ala ala Korea yang harganya ramah abegeh (dipatok dua puluh ribuan something, ga ada yg lewat di angka 30rb). Which-is cukup berhasil sih menurut gw. Karena, pas gw ke sini, kami musti masuk daftar waiting list lumayanan sampe sejaman. Dan pengunjungnya, kebanyakan memang anak-anak abegeh yang kongkow-kongkow sambil hahah-hihih. Ok, here are the reviews.

Teoppokki

Siapa lah yah yang ga kenal sama makanan satu ini. Makanan ini kayaknya yang paling dulu terkenal sebelom makanan ala-ala Korea lainnya karena sering banget muncul di drama2. Liat arteis cantik/ganteng makan beginian di tenda pinggir jalan, pas udara dingin berasep (saking dinginnya) keliatannya membahana gimanaaa gitu kebayang pedes2 panas manthabh. Rasa teoppokki disini terbilang mendekati aslinya di sana, dan porsinya cukup generous lah ya untuk harga segitu, dibanding jajan teoppokki di resto Korea. Sedikit info aja buat yang pengen jajan teoppokki di Korea, lihat2 di pancinya ya, kadang2 mereka mencampur sundae (masakan Korea yang dibuat dengan cara mengisi usus sapi atau babi dengan berbagai bahan makanan dibumbui darah sapi/babi kemudian direbus) dengan teoppokki.

Jajangmyeon
Nahhh buat kamu-kamu yang sempet nonton Coffee Prince pasti ngiler and pengen tahu gimana sih rasanya niy mie bumbu item? Kok kayaknya bikin ngiler banget pas liat Eun Hye makan mie ini balapan sama pacar adeknya. Sayang, disini ga dilengkapi sama yellow pickle radish (danmuji) yang diiris tipis2. Tapi lumayanlah, kalian yang penasaran ga perlu jauh2 ke Korea bisa coba sendiri gimana rasanya. Karena, klopun kita pergi ke Korea sana harus hati-hati mau makan ini, aslinya mereka menggunakan pork walaupun ada juga versi seafoodnya.

Bibim Naengmyeon
Mie dingin kering (tanpa kuah) sebenernya bibim sendiri literally artinya campur, tapi untuk naengmyeon ini saya tahu ada dua jenis, mul neangmyeon dan bibim naengmyeon perbedaannya adalah berkuah (mul artinya air) dan tidak berkuah. So, saya terjemahkan aja menjadi mie dingin kering yak hehehee... Ini dia nih, makanan yang secara pribadi pengen sekali gw cobain. Karena warnanya merah menggoda, yang kebayang mie ayam pedes hahahaa... Ternyata setelah gw cobain, rasanya tentu aja beda dengan mie ayam. Mie ini sangat simple hanya terdiri dr mie dingin, bumbu (seperti air/kuah kimchi), irisan timun sama sepotong telor. Rasanya asem manis agak pedas sedikit, ga terlalu nendanglah pedasnya klo buat kita orang Indonesia apalagi Sunda yang doyan sambel. But anyway, it's worth to try walaupun nampak sangat simple.

Sundubu Jigae
Klo diterjemahkan secara bebas mah sayur tahu (sundubu=tahu, jigae=rebus) kali yah hahahhaaa... Sundubu jigae ini lumayan pedes, berisi tahu (tentunya), toge, irisan daging dan daun bawang. Disajikan panas mengepul, pas banget dimakan dengan nasi putih. Soal rasa? Okelah, ga beda jauh dengan sayur di Indonesia.











Patbingsu
Nahh... ini juga dessert yang happening dan unik banget penyajiannya guys! Di-garnish menyerupai bibimbap, cantik sekali. Membuat kita penasaran apa saja sih itu isinya? Originally, patbingsu adalah es serut yang diberi (bubur?) kacang merah dan dimakan biasanya di musim panas. Sedangkan di sini, sudah versi modern dengan tambahan es krim, mochi, puding, kacang merah (tentunya), dan yang paling gw inget adalah yang bulat2 kuning itu adalah jelly yang klo kita kunyah didalamnya berisi jus jeruk! Unik dan enak banget kletus2 gitu kayak makan telor ikan salmon (ikura dalam Bahasa Jepang)! Kreatif sekali! Must try! Oh ya, yang digelas warna biru itu saus yang terasa seperti susu. Apakah itu susu diwarnai??? Gw gatau...


 Matcha Patbingsu
Patbingsu ini lebih simple (mendekati yang original) hanya es serut, kacang merah rebus, es krim matcha dan susu kental manis. Porsinya pun lebih personal dibanding yang di atas. Bagi yang sangat suka matcha (teh hijau), recommended banget karena rasa matchanya bener2 orisinil.











Kongkowers, selipin narsis dikit haha...
Oke, begitulah kiranya sedikit review tentang cafe satu ini semoga bermanfaat. Mungkin ada yang bertanya2, dimana sih ini letak cafenya? Berikut gw kasih contekan:

Alamatnya di 
Jl. Sawunggaling No. 10, Dago BANDUNG 
📞 (022) 4239963 
🕒 10:00~22:00 (everyday) 
LINE: @chingucafe (pakai @) #chingucafe 
Chingu Cafe on NET: youtu.be/2REiPR2bnHM


Tuesday, November 29, 2016

TURKI, Negeri Dua Benua (Sultan Ahmet)



Taman Sultan Ahmet

Kelar mandi, kami mulai bersiap-siap untuk beredar mencari sarapan sambil berjalan-jalan di sekitar Sultan Ahmet yang terkenal sebagai tourist spot. Banyak tujuan wisata (historis) berkumpul di daerah Sultan Ahmet ini, seperti Blue Mosque, Hagia Sophia, Topkapi Palace, Basilica Cistern, Serpentin Column, Hippodrom dan lain sebagainya. Pokoknya, klo kalian ga punya banyak waktu, menginap di daerah Sultan Ahmet adalah yang paling strategis.

Jajan Roti Simit Sama Chestnut Bakar
Pas kami keluar, ternyata ada jalan pintas dekat sekali menuju lapangan Sultan Ahmet, melalui jajaran restoran yang mulai berkemas membuka lapak. Mata kami langsung tertumbuk pada gerobak Simit yang saya pernah lihat di liputannya Pak Bondan. Mauuuu nyobaaaa! Saya lihat banyak juga orang berlalu-lalang membawa roti bulat seperti donat dan bertabur wijen itu. Harganya hanya 1 Lyra. Kami pun duduk di bawah pohon sambil menikmati roti Simit sebagai sarapan pagi ini. Ternyata, keras saudara-saudara... seretttt... wkwkwkwkkkk... Tips buat kamu yang terbiasa makan roti Asia, sebaiknya makan roti Eropa berbekal kopi atau susu panas, biar bisa dicelup dan agak lunak.
 

Muzekart Istanbul
Selesai makan kami membeli Muzekart kartu pass untuk masuk beberapa musium tertentu agar lebih hemat dan ga perlu antri. Silakan dihitung-hitung saja kelebihan dan kekurangannya. Kalau sudah ada schedule hanya ke beberapa tempat yang ingin dikunjungi dan lebih hemat membeli tiket langsung di tempat silakan saja, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Setelah mendapatkan muzekart kami langsung menuju Hagia Sophia, sebuah musium yang awalnya adalah gereja, yang beralih fungsi menjadi masjid ketika Konstantinopel ditaklukan oleh Sultan Mehmet II dan beralih fungsi lagi menjadi museum pada masa Mustafa Kemal Attaturk berkuasa. Disini kita bisa melihat kolaborasi dua simbol rumah ibadah tergambar di dinding-dinding museum. Salah satu yang paling jelas adalah lukisan di qubah utama, ada gambar Bunda Maria yang berdampingan dengan kaligrafi Allaah dan Muhammad di kiri kanannya.


Selesai berputar-putar di Hagia Sophia, kami menanti zuhur di Blue Mosque. Turis-turis diperbolehkan masuk ketika bukan jam shalat, dan ditutup 90 menit sebelum waktu shalat. Kami pikir, tempat wudlunya ada di dalam, ternyata harus keluar lagi. Padahal sudah dilambai2 sama seorang ibu-ibu mungkin karena kelihatan saya celingukan dikiranya cari tempat. Saya bilang cari tempat abdas (sempat lihat tulisan ini diluar, sama dengan Bahasa Sunda untuk wudlu) Si Ibu pun menunjuk keluar.
 
Ketika mengambil air wudlu, kebetulan bertemu dengan rombongan ibu-ibu dari Bosnia. Mereka tertarik dengan daleman kerudung topi saya, sampe beraniin nanya walopun tidak bisa berbahasa Inggris. Klo mereka mah cuma dililit2 aja udah pada cantik, kepalanya bagus, klo saya mah musti pake serondoyan biar ga keliatan aneh bu... hehehhee...
 
Waktunya makan siang!!! Kangen nasiiiiii!!! Sejak pertama sampai di Turki, ga nemu nasi putih, makannya roti dan berbagai macam keju. Klopun ada nasi, bentuknya nasi briani itupun cuma dikit dan dicampur biji-bijian dan selalu berasa kayak nasi uduk (berbumbu). Baru kali ini travelling bener-bener sakauw pengen nasi huhuhuhuuuu... Dan kami pun akhirnya memutuskan makan di sebuah warung kebab sekitar hotel, karena restoran Indonesia jauh dari Sultan Ahmet. Lagi pula, belum sempat lempengin punggung dari kemarin. Sabar... 

Waahhh... ternyata ada menu nasi! Pesen itu aja! Sedangkan Si Kakak memesan kebab Turki (yang klo disini namanya duruma). Dan... jengjengggg... beginilah tampilan nasi yang saya pesan...
Nasi di Warung Kebab
Nasinya sekedarnya banget, ini mah daging pake garnis nasi hahahhaaaa... Dan seperti biasa, nasinya dicampur biji2an yang ga saya kenal, dilengkapi kentang, acar timun, tomat dan saus yoghurt yang asyeeemmnya Alhamdulillaah. Untung bawa saos sachet, jadi masih terselamatkan selera makan. Minumnya saya pesan Ayran, yang katanya minuman khas Turki. Saya tau ini minuman terbuat dari yoghurt, tapi ga menyangka bisa seasem itu... huhuhuhuuuu.... kurus deh saya kayaknya pulang dari sini... (HOAX).

Selesai makan kami langsung menuju hostel mau istirahat dan kembali tiduuurrrrrrrrrrrrrr!!!




Friday, November 25, 2016

TURKI, Negeri Dua Benua (Buyurun Efendim Istanbul!)

Balloon Rain

Dari Goreme menuju Istanbul kami menggunakan Metro, overnight bus. Tiket sudah kami pesan secara online, jadi di sana tinggal ditukar dengan tiket aslinya. Jadwal berangkat jam 19.30 sampai Sultan Ahmet sekitar jam 7-8an. 
Morning exercise di Cappadoccia

Jam enam pagi kami sudah keluar dari kamar karena penasaran ingin menonton pertunjukan balon udara dari darat. Areal penerbangannya tidak jauh, hanya dijangkau dengan berjalan kaki saja. Sebenarnya, dr teras hotel pun dapat terlihat dengan jelas, tapi kami ingin menjelajah perbukitannya yg nampak cantik sekali dilihat dari atas.

Selain foto-foto narsis, saya sudah mulai senang mengabadikan perjalanan saya dengan menggunakan video walaupun hasilnya masih sekedarnya, so silakan bila ingin melihat versi videonya bisa di klik gambar dibawah ini.






Puas menikmati suguhan "hujan balon udara" yang memanjakan mata plus hiking di perbukitan Goreme yang tak kalah cantiknya, kami kembali ke hotel untuk sarapan dan berkemas. Kelar berkemas ternyata masih ada cukup waktu untuk sekedar istirahat dan tiduran sebentar sebelum cek out jam 12 siang. It's feel like a real holiday!!! Yeayyy!!!

Pukul 12 kurang lima kami turun, dan mendapat fasilitas antar gratis ke Otogar (terminal). Walaupun jaraknya tidak terlalu jauh, lumayanlah daripada nenteng2 backpack. Sesampai di Otogar kami langsung menukar online confirmation dengan tiket asli dan menitipkan tas bawaan. Lumayan masih lama dari jadwal keberangkatan bis, kami beredar lagi mencari apa-apa yang bisa dilihat.

Ketika asik berteduh dibawah pohon rindang sambil menikmati sekedar cemilan, sekelompok turis yang ternyata keluarga dari Bangladesh turut berteduh dibangku2 kayu yang kami duduki. Iseng, akhirnya kami membunuh waktu dengan ngobrol-ngobrol sejenak bersama mereka.

Bebek2 Baris Nemenin Ngaso

Selesai ngaso, kami pun beranjak kembali ke Otogar mencari mushola. Di sini, mushola untuk perempuan dan laki-laki benar2 terpisah, dipisahkan oleh tembok batu walaupun masih ada teralis di atas sehingga masih terdengar imamnya klo berjemaah. Tak ada mukena, yang ada baju dan rok panjang juga pashmina.

Di sepanjang jalan menuju musholla terdapat banyak sekali toko souvenir khas Cappadoccia yang saya ga nemu yang sejenis di Istanbul. Btw, mungkin ada yang bingung, ini cerita kok bolak-balik Goreme sama Cappadoccia. Jadi sebenernya ini di Goreme apa di Cappadoccia sih??? Hehehehe... saya sedikit jelasin ya, jadi klo diibaratkan di Indonesia, Cappadoccia ini seperti Provinsi  sedangkan Goreme adalah Kabupatennya, begitu kira-kira. Ok lanjut. 

Selesai shalat, kami mampir di sebuah warung makan yang tertempel sticker Trip Advisor. Waahhh pasti enak nih. Enak sih... tapi muahaallll... hahahaaa... Dan karena terlanjur duduk, yah sudahlah, walopun ga rela kami pun makan disitu. Hiks...
Makan Siang Trip Advisor Recomendation

Selesai makan kami menunggu bis saja di pos keberangkatan bis, kebetulan hujan juga tiba-tiba turun. Dan ternyata, banyak juga yang kemudian berdatangan penumpang yang lainnya. Belum pun pukul 7, ternyata bis sudah datang dan kami dipersilakan masuk. Bisnya lumayan, ada colokan buat charge HP dan Movie Player. Tapi kami tertidur dengan sakseussss, apalagi ac-nya duingiiinnn bingittt...

Bis beberapa kali berhenti di tempat peristirahatan untuk memberi kesempatan penumpang  sekedar ke toilet atau meluruskan kaki, tidak lama. Akhirnya pagi hari bis berhenti di sebuah terminal bis besar bertuliskan Bayrampasa. Para penumpang satu per satu turun, sedangkan kami dengan cueknya tetap di tempat duduk. Lah wong di tiketnya bilang sampe Sultan Ahmet kok. Eh ternyata semua diminta turun! Lah pegimanra inih urusannye?

Kami berusaha bertanya sama sopirnya kok ga ke Sultan Ahmet? Ke sana kite musti naik apa? Dan si sopir ternyata ga ngerti B. Inggris. Apa pura2 bego yak?

Setelah bertanya sana sini akhirnya ada yang memberi tahu bis jurusan Aksaray katanya dari sana bisa naik trem ke Sultan Ahmet. Pasrah ajah, kami pun masuk bis (semacam metromini AC) diikuti dua turis Uruguay yang sama2 planga-plongo tadi dan sempat berbagi kebingungan.

Sampe halte Aksaray, kami celingak-celinguk. Dua turis Uruguay (cewek cowok) ikut turun bareng kami. Saya bilang, kita musti cari halte tremnya untuk sampe di Sultan Ahmet. Kebetulan kami lihat seorang perempuan muda sedang duduk ditaman sambil membaca. Saya hampiri dan bertanya dimana letak halte trem menuju Sultan Ahmet? Bersyukur ternyata dia nampaknya mengerti B. Inggris, walaupun menjawab dengan B. Turki untungnya plus bahasa tarsan. Saya ucapkan terima kasih dalam B. Turki membuat si turis Uruguay terkagum. "You can speak Turkish?"
Hahahaaa... Kagakkkk... Cuma sok2an ajaaahhhhh...

Dan ketika kemudian ketemu halte tremnya, ternyata si turis Uruguay ga mau ikut kami naik trem, katanya mereka mau jalan ajah. Lahhh yakin??? Dengan gembolan segede gaban ituh??? Yah sudahlah... kami pun berpisah disitu.
Sultan Ahmet

Sampai Sultan Ahmet perjalanan panjang belum selesai, mencari hostel! Muka udah ga karu2an, mulut bau naga, bawa gembolan, kami muter2 di Sultan Ahmet nyari tu hostel yang entah dimana... Nanya sana sini pada ga tau. Eh ketemu sama seorang bapak, disuruhlah kami ikutin dia. Belio tanya, nama saya siapa? 

"Novia" 

"Novia? Why Novia? Fatheema, Aisyah, that's a good name"

Yahhh yang ngasih nama kan emak bapak saya pak, bukan saya milih sendiri...

Dan ternyata kami salah arah! Entah gw yg salah nunjukin arah GPS atau Si Bapak yang salah tangkep! Wakakakakkkkk! Si bapak ngambek, tapi tetep nyuruh seorang anak muda kenalannya buat anterin kami balik. Walopun ga sampe ke hostel, seenggaknya kami sudah berada di track yg bener. Dan akhirnya... ketemu juga itu hostel... hhhh... ternyata yang dipampang di pintunya adalah "Subrosa"! Sampe lebaran kuda juga ga akan ketemu! Untungnya ada pemilik toko sebelah hostel yang liat dan kasih tau hostelnya disitu.

Karena masih jauh dari jam cek in, kami dipersilakan menggunakan toilet dan menaruh tas sampai jam cek in tiba. Saya pun langsung ke toilet, eh pas keluar dari toilet si masnya bilang boleh masuk ke kamar tp belom diberesin karena tamunya baru aja cek out. Kami bisa pakai toilet di kamar yang lebih nyaman, setelah kelar bisa minta mereka bersih2 sementara kami keliling cari makan. Mungkin kasian liat muka lelah kami hahhahaa... Dengan riang gembira kami pun mengucapkan terima kasih. Tesyekur Ederim!!! Buyurun Efendim Istanbul!!!


VISA KOREA SELATAN GRATIS SAMPAI AKHIR TAHUN 2019! KUUYYY!!!

Hai traveller, pada tau ga? Korea Selatan kan lagi bikin "promo" visa gratis looohhhh... Promo ini diberikan pemerintah Korse...