Tuesday, June 4, 2013

HONGKONG (NGONGPING - STAR AVE - PEAK TRAM - MADAM TUSSAUD)

Night In HongKong
Jurnal 8-10 Mei 2013,

Perjalanan panjang dimulai sejak pukul 4 pagi, karena jadwal penerbangan menuju KLCC dimajukan dari pukul 8.35 menjadi pukul 6.15 pagi. Empat jam menanti di KLCC untuk selanjutnya bertolak menuju HongKong pukul 2 siang waktu Malaysia. Penerbangan KLCC-HongKong memakan waktu sekitar 4 jam, pesawat mendarat sekitar pukul 6 sore. Hingga lewat pemeriksaan imigrasi, semua lancar tanpa kendala, sampai pada pengambilan bagasi.... Jeng! Jeng! Bagasinya kakak gw gak nongol2 sodara-sodara!!!

Nah looooohhh...

KLCC

Setelah cek sana-sini ga ada juga, dengan praduga koper sang kakak tertukar dan tergondol penumpang lain karena ada satu koper mirip berputar-putar tak bertuan di conveyor belt, akhirnya kami menghampiri petugas "Baggage Inquiry". Untunglah komunikasi masih bisa menyambung, dan kami diminta mengisi data bagasi selengkap2nya. Walaupun mendapat informasi dari petugas bahwa di sticker bagasinya tertera bagasi "di anter" hanya sampai Kuala Lumpur, mereka menjanjikan untuk berusaha mengurusnya setidaknya sebelum kami bertolak ke Shenzen dan akan menghubungi jika ada informasi lebih lanjut.

Walaupun hati (sang kakak) galau, kami pun bertolak menggunakan bis A21 menuju penginapan di Nathan Road setelah sebelumnya membeli 2 Octopus Card, "kartu sakti" yang bisa digunakan untuk berbagai macam transaksi termasuk transportasi dan jual beli di HongKong. Hujan turun deras seakan mengiringi hati sang kakak yang menggalau (haahaaaiiiyyy!).

Setelah menyeret2 koper di tengah guyuran hujan deras beberapa lama(dramatis yak?!), akhirnya sampai juga di penginapan yang ternyata berada persis di dekat halte Tsim Tsa Tsui tempat kami barusan turun bis (ouch!!!).


Stars Avenue, Ngongping, Mongkok dan Symphony of Light (9 Mei 2013)

Pukul 7 pagi kami sudah keluar penginapan berjalan kaki menuju Stars Avenue yang masih berkabut, hunting foto mentang-mentang masih sepi. Padahal, banyak juga yang jogging disitu wkwkwkkkk... Tapi berhubung gw ga tau malu, jadi cuek ajah hahahaa... Dan inilah sebagian hasilnya...


Setelah menyerah nyari Clock Tower ga nemu2, kami melanjut menuju Ngongping menggunakan MTR menuju Stasiun Tung Chung. Dari Stasiun Tung Chung melanjut menggunakan bis ke Ngongping, tarifnya jauh lebih murah dibanding naik Cable Car. Rencananya nanti pulangnya mau pake Cable Car.

Big Budha - Ngongping

Having Vegetarian Snack at The Monastery
Wisdom Path
Ngongping Village
Perjalanan pulang menggunakan Cable Car-nya lumayan jaaauuuhhh... dan laaammaaa... lumayan sport jantung buat yang punya phobia ketinggian. Apalagi pas kabelnya menurun, aiihhh maaakkk... serrr nudd klo kata orang sunda mah hihihiiii...

Cable Car
Cable Car berakhir di Stasiun Tung Chung, dan kami pun melanjut ke Mongkok untuk sekedar melongok Ladies Market, sekalian sang kakak cari baju ganti :p

Oh ya, jangan heran klo pas lagi jalan di HongKong banyak yang menyapa dengan Bahasa Jawa, karena jumlah TKI di HongKong lumayan banyak. Bahkan konon katanya Victoria Park yang biasa di gunakan sebagai tempat berkumpul TKI klo lagi libur dulunya adalah tempat TK Philipine yang tergusur.

Dari Mongkok, setelah mampir sejenak ke penginapan, kami mengejar Symphony of Light di Stars Avenue. Ehm, buat yang udah pernah nonton Symphony of light - nya Singapore mungkin ga ada apa-apanya, tapi untuk tontonan gratis mah ya lumayan lah ya... Tapi ada yang spekta malam itu ketika Symphony baru saja mulai. Ada telepon dari Bandara Hongkong memberitahukan kalau bagasi sudah sampai aman sentausa dan bisa dijemput esok hari. Yeay!!!
Taking pictures and try grilled squid snack while waiting for "A Symphony of Light"


Peak Tram dan Madam Tussaud (10 Mei 2013)

Pukul 7 pagi kami sudah beranjak menuju bandara yang lumayan jaraknya... Proses administrasinya tidak berbelit, tapi karena jaraknya lumayan, kami baru kembali ke penginapan sekitar pukul 10-an pagi dan setelah beres2 langsung cek out tapi masih menitipkan koper di resepsionis untuk melanjut ke Madam Tussaud yang ada di The Peak.

Dipikir itu ada di tengah kota... Makjaaannn jaauuuhhhh... dan usut punya usut, ternyata kami salah rute. Mustinya, kami menukar voucher 3 in 1 (Peak Tram PP plus Madam Tussaud) di Stasiun Central, tapi kami malah naik bis langsung ke The Peak tempat Madam Tussaud yang seharusnya bisa dicapai Peak Tram dengan waktu hanya 7 menit sekali jalan, ouch!!! Waktu yg tinggal sedikit semakin terbuang percuma... hiks...

Akhirnya, kami balik ke stasiun central dengan membeli tiket Peak Tram turun, menukar voucher trus naik lagi ke The Peak dengan voucher Peak Tram! Hahahahaaa... Gile!

Madam Tussaud
Selesai dari Madam Tussaud masih menyempatkan beredar cari titipan padahal harus mengejar kereta ke Shenzen biar ga sampai ke sana terlalu malam. Apa daya, titipan ga nemu, dimsum pun ga sempat tercicipi... hiks... Mungkin lain kali bisa ada waktu dan rejeki ke Hongkong lagi buat icip dimsum halal dan enak di Islamic Centre (alamak!).

*Berlanjut ke Shenzen*

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN MENGGUNAKAN TRANSPORTASI UMUM DI TOKYO


Toei Ticket Vending Machine Asakusa Station
Transportasi umum di Tokyo banyak macamnya, namun yang butuh perhatian lebih menurut saya adalah cara menggunakan tiket ketengan kereta apinya. Karena transport jenis inilah yang paling populer digunakan pelancong mandiri. Selain cepat (ga ada macet dan waktunya yang sudah relatif fixed), praktis, murah juga "mudah" digunakan.

1. Secara garis besar, di Tokyo, jalur kereta api-nya terdiri dari JR (yang biasanya rel-nya di atas permukaan tanah ceilaaahhh...) sama subway (kereta bawah tanah). Subway-nya juga terdiri dari Metro sama Toei. Jadi sebelum naik, pastikan dulu mau naik yang mana, biar ga salah beli karcis wkwkwkwkkkk... Jangan sampe beli karcis JR masuk ke jalur Metro, ga akan bisa masuk hheheheee... Jadi, sebelom beli tiket, lihat dulu logo di vending machine-nya, jaga2 klo tulisannya mungkin agak2 ga mudheng.



2. Siapkan peta JR dan peta subway yang ada terjemahan alfabetnya, karena tidak semua stasiun melengkapi peta jalur keretanya dengan alfabet. Kenapa hal ini penting? Karena vending machine di tokyo hanya dilengkapi tombol nilai tarif dan jumlah tiket yang mau dibeli. Lalu, bagaimana bisa tahu tarif dari stasiun A ke stasiun B? Tarifnya bisa dicek online atau dilihat manual di peta yang biasanya dipampang besar di atas deretan vending machine. Setidaknya, kalau sudah ada bekal peta, ga akan panik kalau petanya bertulisan kanji semua.

3. Ada saat ketika ganti line yang masih dalam satu jalur subway (metro ke metro), yang saya tahu di Ginza Station, harus melewati gate cek tiket. Pilih gate cek tiket yang ada warna orange-nya, yang artinya masih akan melanjutkan ke tujuan selanjutnya. Kalau engga, tiketnya bakal ketelen, karena dianggap itu adalah tujuan akhir walaupun belinya seharga tujuan akhir.

4. Kalau salah isi tarif tiket pun ga masalah sebenernya, tarif tiket bisa di upgrade di vending machine yang tersedia di dekat gate exit. Jadi jangan panik kalau pas nge-tap tiket keluar stasiun, gate-nya ga mau kebuka, langsung aja cari vending machine untuk meng-upgrade tarif tiketnya.

Demikian, sekedar share pengalaman, mudah-mudahan bisa membantu dan memberi keberanian untuk yang belum berani berjalan-jalan sendiri khususnya di Tokyo. Apalagi melihat peta JR atau Subway-nya yang sudah seperti sarang laba-laba belang wkwkwkwkkkkk...

Tambahan referensi:
http://en.wikipedia.org/wiki/Tokyo_Metro
http://www.tokyometro.jp/en/subwaymap/
http://english.jr-central.co.jp/
http://www.kotsu.metro.tokyo.jp/eng/

VISA KOREA SELATAN GRATIS SAMPAI AKHIR TAHUN 2019! KUUYYY!!!

Hai traveller, pada tau ga? Korea Selatan kan lagi bikin "promo" visa gratis looohhhh... Promo ini diberikan pemerintah Korse...