Monday, July 7, 2014

PAHAWANG ISLAND WITH KILIKILI.COM


Let's Snorkeling!


Kali ini memilih beredar sejenak ke Pulau Pahawang Lampung menggunakan jasa perjalanan paketan bersama teman-teman kilikili.com. Tadinya dipikir seperti waktu ke Kiluan, jalan bareng langsung dari Jakarta. Ga taunya ketengan naik bis umum ke Merak trus dilanjut naik ferry ke Bakauheni, baru dari Bakauheni pake travel ke Ketapang. Ego gw bilang, klo begini doank gw bisa sendiri deh kayaknya hehehee… Tapi setelah dipikir lagi, dengan ikutan komunitas, kita bisa ketemu teman-teman baru lengkap dengan berbagai wataknya yang beragam.


Capcusss

Oks, so, kami yang barengan berangkat dari Jakarta kumpul di Slipi Jaya menuju Merak. Gw bertiga (temen kantor) berangkat langsung dari kantor. Karena bawaan lumayan banyak dan tiba-tiba ujan gede pas bener mau berangkat, akhirnya kami naik taksi yang kebetulan mampir di lobby. Nangkring makan sejenak sambil nunggu yang lain ngumpul.

Sekira jam sembilanan kami capcus dari Slipi menuju Merak. Nampaknya karena ini hari Jumat, banyak yang mudik, jadinya bisnya penuh terus. Akhirnya daripada kelamaan nunggu dan kemungkinan jadinya molor nanti naik ferry-nya akhirnya dipaksakanlah semua masuk bis ¾ itu dengan janji akan banyak yang turun di Kebon Jeruk.

Merak

Sampai di Merak, beberapa kawan lagi ikut bergabung, dan kami pun berangkat sekitar jam 1-an menggunakan ferry yang kebetulan banget dapet yang bututnya alhamdulillaah hahahaaa… Udah butut, padet pula. Sampe di lorong2 pun penuh orang betebaran. Syukurlah kami masih dapat tempat duduk, jadinya lumayan bisa tidur sejenak.

Ketapang, menyeberang menuju Pulau Kelagian

Sampe Bakauheni sekitar jam 4-an, kami melanjut naik mobil travel, yang udah berisi 8 orang termasuk sopir mau dipadetin tambah orang lagi. Ouch! Untungnya (?) bentuk bodinya mayoritas gede-gede jadinya ga jadi deh ditambah orang hehehee... Mampir sejenak di mesjid buat sholat subuh en sarapan sekedarnya.
Kelagian
Walopun tau lah ya sopir sumatera kayak mana gaya nyetirnya, gw masih bisa tidur lumayan lelap. Perjalanan lumayan panjang sekitar 4 jam-an Bakauheni-Ketapang jadi tidak terlalu menyiksa terasa. Sampe Ketapang sekitar jam 8-an langsung lempengin pinggang dan foto-foto. Padahal masih pada belekan hihihiii…
Setelah semua rombongan berkumpul, kami semua pun melanjut menuju penginapan di Pulau Kelagian. Kebagian sekamar (segede kamar kost gw) di isi 8 orang, kebayang donk gimana bentukannya itu tidur di kasur single diisi 2? Ouch! Kayaknya yang ke Kiluan kemaren lebih manusiawi deh… wkwkwkkk… *kebanyakan ngeluh yak gw???*

Snorkeling tiimmeee...!

Tapi untungnya, semua minus-minus di atas tertebus dengan pemandangan alam sekitar yang cantiiiikkk sekali… Dan salut juga atas kepedulian kilikili.com yang mendukung program 1Traveller1Book.
So now… It’s snorkeling (nyelup?) tiiimeeee…! Setelah makan siang dan bagi-bagi buku kami pun beredar ke spot-spot snorkeling, dan kami kebagian 3 spot untuk hari ini. Dimana aja tepatnya gw lupa hahahaaa…
Menyempatkan diri pun mampir di Pahawang Kecil, narsis2an, eh nemu bintang laut imut berwarna pasir! Klo ga teliti banget ga keliatan itu bintang laut.
Pahawang Kecil
Malamnya ada acara perkenalan dan bakar ikan setelah makan malam. Beberapa ga ikutan karena tepar kecapekan, dan kebetulan lagi tiba2 hujan. Makin enak aja mendem di kamar.

Bintang Laut

Makin malam hujan makin mengguyur hingga pagi. Pastinya, ga akan ada sunrise pagi ini. Jam 8 baru gw keluar kamar bareng satu temen gw, sarapan sambil curhat2an di saung-saungan pinggir pantai. Ternyata banyak juga yang main sendiri dan kemping di situ. Fasilitasnya lumayan sih, klo mau mandi atau ngapa-ngapain ada toilet umumnya. Ada warung juga, jadi klo cuma sekedar mie rebus/goreng atau kopi tinggal nongkrong di warung aja.

Mendukung Program 1Traveller1Book
Hari ini masih beredar snorkeling lagi sebelum pulang dan ada yang nemu bintang laut warna biru! Lumayan buat property foto hihihiiii… Tapi jangan diambil ya… kembaliin ke habitatnya lagi klo udah slese foto, dan jangan terlalu lama di biarin ga kena air. Trus, jangan maksa juga snorkeling di tempat dangkal karena bisa merusak terumbu karangnya. Sayang kan klo pada rusak, karena terumbu karang butuh waktu bertahun-tahun untuk tumbuh. Sedangkan kita merusaknya cuma dalam sekali sepak. 

Slese snorkeling, beberapa main banana boat. Gw siy langsung mandi, gantian soalnya.
Over all, ikan dan terumbu karangnya lebih bagus di Karimun Jawa. Tapi dari jarak tempuhnya yang lumayan dekat dengan Jakarta, klo untuk sekedar melepaskan diri sejenak, wiken-an snorkeling di Lampung adalah pilihan yang patut diperhitungkan. Airnya jernih sekali, dilengkapi dengan pemandangannya yang kereen abis! Bisa banget nge-refresh kepenatan rutinitas di Jakarta seminggu sebelumnya. So, yuk mulai beredar melihat dan mengenal alam tempat kita tinggal, tapi satu yang harus selalu diingat, jangan nyampah dan jangan merusak. (*_*)y

Thursday, July 3, 2014

TTO MANNAYO BUSAN... ANNYEONG SEOUL...

Banana Backpackers Hostel
Pagi2 kami sudah cek out untuk menuju Seoul menggunakan KTX, kereta cepatnya Korsel. KTX berangkat dari Busan Station jadwal keberangkatan pukul 10.00 dan sampai Seoul pukul 12.39. Tiketnya sudah dipesan online semalam melalui website resminya Korail. Beruntung masih mendapat tiket kelas standar yang lebih murahan hehehe... Sama seperti kereta di Indonesia, di perjalanan juga ada petugas yang menjajakan makanan berkeliling menggunakan kereta dorong.

Sampai di Seoul Station, kami langsung melanjut ke subway stationnya untuk menuju penginapan di Anguk. Sebenernya penginapan kami sebelomnya lebih mudah di capai dari subway station dan lebih lega kamarnya. Tapi karena tergiur dengan review yang bilang penginapan ini dekat dengan tempat2 wisata, dan ingin mencoba suasana lain, kami memilih menginap di sini.

Gwanghamun, tangga subway, KTX, dan gang unik di Myeongdong.

Insadong

Setelah cek in, kami langsung jalan ke Insadong. Klo menginap di Banana Backpackers tinggal jalan aja. Tapi klo menginap di daerah lain, bisa menggunakan subway dan turun di Stasiun Anguk, keluar exit 6. Trus ikuti jalan aja lurus kira-kira 100m, nanti ada semacam taman (biasanya banyak orang di situ) belok kiri. Di Insadong banyak dijual pernak-pernik oleh-oleh, makanan pinggir jalan, restoran lokal hingga galeri seni. Sehingga, bukan hanya turis, tapi juga orang lokal terlihat "berkeliaran" di sini.

Insadong, nemu jajanan aneh: "ddung bang" (roti eek) hihihii...

Namsan Tower (lagi!)

Kali kedua ini sengaja pergi ke Namsan Tower menjelang malam, karena ingin mengabadikan Namsan yang dihiasi lampu warna-warni. Menuju Namsan Tower bisa menggunakan subway, turun di Myeongdong Station exit 3 terus jalan menuju Pacific Place. Setelah ketemu Pacific Place, ikuti jalan di sebelah kanannya, teruuuusss aja nanti ketemu stasiun cable car menuju ke Namsan Tower. Klo ga mau naik cable car bisa juga jalan kaki, tapi karena Namsan Tower terletak di atas bukit jadi jalannya pun menyusuri tangga yang lumayan panjang dan menanjak. (Un)Fortunately, I have tried both... wkwkwkwkkk...

Ketemu Manajer Do!
Changdeokgung

Besoknya kami melanjut ke Changdeokgung, tinggal jalan kaki juga dari penginapan. Klo naik subway, bisa turun di Anguk Station exit 3 trus jalan lurus kira-kira 5 menit. Di istana inilah Raja Korea terakhir tinggal pada masa penjajahan Jepang hingga akhirnya terpaksa pindah ke Amerika (menikah dengan perempuan Amerika) dan berakhirnya jaman monarki di Korea karena keturunan(murni)nya habis. Jelasnya gimana, baca sejarahnya aja yak hihihihiii.... Gini nih klo denger guide-nya sepotong2. Masuk ke istana ini dikenai tiket 3.000 won dan tersedia english guide pada jam2 tertentu.

Changdeokgung

Di bagian dalam istana ini terdapat Huwon (Secret Garden), klo mau masuk ke sini juga ada jamnya tergantung mau ikut guide yang berbahasa apa. Masuk Huwon dikenai biaya 5.000 won. Siapkan stamina, karena rutenya lumayan menaik dan menurun dan lumayan jauh. Sekali lagi, lebih bijaksana bila berniat berkunjung ke sini menggunakan sepatu yang nyaman.

Huwon

Bukcheon Hanok Village

Bukcheon Hanok Village adalah kawasan perumahan jadul yang masih terjaga keaslian arsitekturnya. Keren, seperti naik mesin waktu terlempar ke jaman lampau (tsahhhh...). Karena ini kawasan perumahan, dan masih ada penghuninya, jadi banyak terdapat sign untuk tidak bergaduh-gaduh di tempat ini. Klo menggunakan subway, turun di Anguk Station exit 2. Nemu jajanan eskrim yg corongnya panjaaannnggg kayak terowongan.

Bukchon Hanok Village
Itaewon
Menyempatkan jalan ke Itaewon buat bertandang ke mesjid Itaewon dan nyari makanan Korea yang halal. Kembali lagi ke warung "Murree" makan bibimbap en samgyetang. Senang sekali nemu makanan beradab setelah sekian hari makan nasi kepal mlulu hahahaaa...
Ittaewon
Hangang River

Akhirnya, ketemu juga sama ini sungai setelah kemarin dulu menyangka Cheonggyecheon adalah Hangang hihihihiiii... Tadinya pengen naik cruise keliling sungai ini, tapi pas sampe di tiket booth dibilang paket yang dimaksud sudah selese jam 4 terakhir berlayar. Masih ada lagi sebenarnya paket yang lain, tapi malam hari. Dan kami ga berniat menunggu sampe malam di situ. Yah... bukan rejeki, mungkin lain kali... Dan kami pun foto2 sajalah sambil menikmati semriwing angin dan bersantai. Banyak juga orang lokal yang bersantai di sini sampe bawa tenda segala, ada penyewaan sepeda, bahkan ada orang yang asik memancing juga. Apalagi yang pacaran, beuuhhhh... Dan kami pun akhirnya menghabiskan malam di Namdaemun market.

Hangang River
Gwanghwamun Square

Esoknya, kami memulai peredaran ke seputaran Gwanghwamun Square, bahkan sampe ke Blue House juga. Tapi karena ga janjian dulu, jadi ga bisa ikutan masuk ke dalam.

Gwanghwamun Square
Cheonggyecheon Stream

Bersantai di Cheonggyecheon di hari yang panas itu sesuatu banget. Walopun udaranya ga jelas juga siy sebenernya, panas tapi dingin. Di daerah sini banyak area perkantoran, dan kami berkeliaran di hari kerja sehingga ketemu banyak orang kantoran berseliweran apalagi di jam makan siang. Dan mereka banyak juga yang nongkrong di areal ini sambil menenteng gelas kopi. Cheonggyecheon hari itu masih berhiaskan banyak pita kuning tanda belasungkawa bertuliskan nama2 korban Sewol...

Cheonggyecheon

Korea Tourism Organization Tourist Information Center
Menyempatkan berkunjung ke KTO TIC cuma buat foto pake hanbok gratisan doank, eh malah dapet dompet duit gratis juga. Jadi ceritanya gini, pas antri buat foto hanbok, ada dua orang cewek tiba2 nyelonong ke meja pendaftaran pas giliran gw. Katanya, mereka udah nunggu dari tadi. Pas ditanya udah daftar apa blom, dia langsung nunjuk namanya yg memang ada di atas gw. Mustinya kan abis daftar dikasih nomer tuh, nah dia ini engga punya nomer. Gw siy spontan aja sebenernya pas bilang gpp mereka aja duluan kami ga buru2 kok. Eh, itu penjaga counternya yang belakangan diketahui namanya jeng Tae Yeon, berkali2 bilang makasih sama "are you okay?".

Yups! Dapet juga foto pake hanbok gratisan heuheu...

Gw bilang gpp. Eh trus dia bilang, "but you have wait so long too...". Katanya pasang muka sendu getoh heheehheee... Beneran kok, aku rapopo... Kata gw sambil senyum en ngeloyor ke toilet, kebelet. Pas balik dari toilet Jeng Tae Yeon lagi celingukan, mungkin dia pikir gw pergi kali. Trus dia manggil gw. Ditawarin belajar ngecap gratis, mustinya bayar serebu won. 

Abis itu ditawarin kantong duit dengan nelpon hotline KTO nanya apa aja terserah di booth telepon yg tersedia di situ. Gw bilang, kakak gw boleh nyoba juga ga? Dia bilang boleh, tp kakak gw ga mau. Eeee pas slese poto dikasih juga gratisan tu Si Kakak. 

Kantong duit gratisan dari Tae Yeon (KTO)
Pas gw bilang, "Nomu nomu gamsamnida..." 

Dia jawab, "No... No... Shouldn't good people must have good things too... I'm so embarrased but you are so kind..."


Banggapsemnida Tae Yeon Ssi...



Ahhh... gw kan cuma ngasih giliran doaannkk Tae Yeon Ssi... Jadi maluuuuw... Dan akhirnya kami pun dadah2an dan ga lupa foto bersama. Ternyata ya... Sesuatu yang kita anggap remeh, bisa jadi buat orang lain sangat amat bermakna. Tae Yoen bersikap seperti gw baru aja menyelamatkan kehormatannya. Ugh! That's too much. Klo gw berada di posisi Jeng Tae Yeon, mudah2an juga akan ada orang yg menyelamatkan kehormatan gw... 

Tto mannayoo Seoul...




Thursday, June 26, 2014

TTO MANNAYO BUSAN... ANNYEONG JEJU...?

Gimhae International Airport
Pagi hari ketiga di Busan, 11 Mei 2014, kami sudah bersiap packing untuk berangkat ke Jeju. Pamitan ke Mas Jong In yang masih terlelap tidur, hehehee... maap ya... Walopun masih nampak belekan terkantuk, Mas Jong In mengantar sampe ke depan pagar bawain dua koper kami. Co cwit... Mau ajak foto perpisahan tapi ga tega masih acak adut begitu tampilannya hahahaa...

Mas Jong In pesen, klo di Jeju segala macem mahal dan ga ada subway. Jadi, suruh cari temen gabung jalan sewa kendaraan, lebih praktis en lebih murah jatohnya daripada pake taksi kemana2. Ya iyalah, kami juga ga niat pake taksi kemana2 kok, maunya malah make bis umum.

Setelah acara babay-babayan slese, kami pun menuju stasiun subway Daeyeon untuk menuju ke Gimhae Airport. Penerbangan ke Jeju ramai banget hari itu, mungkin karena hari minggu banyak yang liburan ke sana. Setelah menunggu beberapa lama akhirnya boarding juga. Pesawat Jeju Air yang kami tumpangi space-nya lumayan lega untuk pesawat kecil. Setelah mengudara beberapa saat, mulai beredar para pramugari menawari minuman, boleh pilih Juice atau mineral water. Jelas milih juice lah gw hihihiii...

Penerbangan Busan-Jeju normalnya memakan waktu 2 jam, kami pun mulai terkantuk dan tertidur. Beberapa lama kemudian terdengar lamat-lamat pengumuman yang ga terlalu jelas. Oh, sebentar lagi mendarat, pikir gw sok yakin. Dan memang beberapa saat kemudian pesawat pun mendarat. Gw ma Si Kakak dengan wajah sumringah turun dari pesawat, dan sempet nengok seorang nenek nangis di bangku depan sambil ditemani seorang pramugari. Kenapa tu ya? Pikir gw... Masih ga ngeuh juga dengan "salam perpisahan" para pramugari "jwesunghamnida..." (mohon maaf) bukannya "Gamsahamnida" (terima kasih) atau "Annyeonghi gaseyo" (selamat jalan).

Sampai di lobi kedatangan, beberapa "sopir taksi"(?) mulai bertanya mau ke mana. Kami dengan yakinnya bilang mau naik bis ke yongmun-ro. Beberapa kali ditanya dan menjawab dengan hal yang sama. Sampai akhirnya ada seorang ahjussie yang keukeuh banget nanya mau ke mana? Dia bilang ga pernah denger Yongmun-ro daerah situ. Dengan yakinnya gw bilang, gpp kami mao naik bis.

Pas banget di halaman gw liat peta subway! What?! Ternyata di Jeju ada subway?! Mas Jong In ga tau ya udah ada subway di Jeju. Gw sama Si Kakak exciting bener deketin itu peta... Ada yang aneh... Kok yang dipajang peta subway Busan ya...? Si ahjjussi tadi masih ngintilin kami, liat kami mulai kebingungan dia bertanya lagi. Dengan polos plus bengong gw jawab, mao ke Jeju...

Si ahjussie mlongo, klo mao ke Jeju naik pesawat ke dalam ga bisa naik bis, ini Busan.

"HAH???!!! BUSAN???!!!"

Klo ada gambarnya, muka gw sama Si Kakak pasti udah ga jauh beda sama tu iklan yang niat pergi ke Bali malah nyampe ke Jogja! Hwahahahahahhaaa...!!!

Masih dengan muka bengong en ga percaya, gw keluarin tu tiket sama boarding pass yg udah dicorat-coret sambil bilang:

"Gw udah naik pesawat ke Jeju tadi jam 10??? Kok bisa nyampenya ke Busan??? Lagi???"

Si ahjussie akhirnya ngerti, pasti ada sesuatu sama penerbangan kami dan kami disuruh pergi ke departure area, ke tempat cek in. Kami mengucapkan terima kasih berkali2 sambil tetep masih terus terbengong2 ga percaya. Bener aja, ternyata di tempat cek in udah banyak banget orang berbaris-baris. Terpampang jelas di papan pengumuman digital, jadwal penerbangan pada di cancel karena cuaca buruk... Owh My God...

Ujung2nya kami cekakakan aja bedua, abis mau gimana lagi? wkwkwkwkk... Mengantri disitu lumayan lama, orang2 udah mulai pada ga sabaran, pada marah-marah. Sampe ada yang nunjuk2 gw segala lgi. Nampaknya dia ngomong gini:

"Loe kok enak aja suruh tunggu re-schedule flight tanpa ada kepastian??? Gw masih mending tinggal disini, lah mereka??? Pasti mereka punya schedule padet! Bla... Bla... Bla..."

Dan pas giliran kami, seorang Ibu muda (penumpang Jeju Air bareng gw) dengan baiknya ikut mendampingi sebagai translater. Bahasa Inggrisnya bagus, gw pikir dia bukan orang Korea. Kami dikasih jadwal berangkat hari itu juga jam 3-an, tapi gw minta cancel aja termasuk tiket baliknya juga. Gw bilang, lebih repot klo gw ga bisa keluar dari Jeju, soalnya jadwal pulang udah pasti kan tanggalnya. Jangan sampe musti beli tiket pesawat balik karena telat... Untungnya Si Petugas cek in ngerti alesan gw, dan di kembaliin utuh saat itu juga ke CC-nya Si Kakak.

Ibu yang bantuin translate tanya, udah pernah ke Jeju? Gw jawab blom. Wah sayang ya, padahal Jeju cantik sekali... Katanya pasang muka sedih. Iya, mungkin nanti ada rejeki bisa pergi ke sana (gratis... eh...).

Tinggal gw sama Si Kakak akhirnya terduduk di lobby bandara... What now...? Ada dua pilihan, langsung ke Seoul atau tunggu dulu di Busan? Klo pergi langsung ke Seoul, tiket KTX blom dibeli, penginapan blom di book, sampenya pun pasti malem. Akhirnya, kami putusin semalem ini nginep di Busan lagi. Ga ke penginepannya Mas Jong In lagi. Selain malu udah dadah2an, juga mengingat besok musti naik KTX dari Busan Station. Jadi diputuskanlah cari penginepan di daerah China Town.

Geret2 koper cari2 penginepan, ternyata daerah situ agak2 ga nyaman tempatnya. Banyak motel esek-esek sama bar2 ga jelas gitu. Nemu Cube Backpackers Hostel, tapi sisa dorm aja, dan Si Kakak ga mau. Geret koper lagi... Langit udah mulai mendung, dan hari makin sore. Akhirnya gw bilang sama Si Kakak buat nginep di motel aja. Cari yang ga serem tempatnya. Passs banget di depan ada Koreana Motel, bentuknya dari luar kayak apartemen. Akhirnya Si Kakak dengan enggan ngikut juga dari belakang.

Ternyata tu motel lumayan juga loh! Dan ada family bule juga ternyata nginep di situ. Walopun aroma tembakau tersebar di sekitar lift dan lorong, kamarnya jaaauuuuhhh lebih besar dan nyaman daripada penginepannya Mas Jong In. Ada TV cable layar flat gede, bath robe, dispenser panas-dingin, 2 juice karton kecil di kulkas, kopi sama teh instant, bathtub, ranjang besar, kamar besaarrr, balkon lengkap dengan meja kursi santai, toiletries, hairdryer, aftershape, gel rambut, komputer plus internetnya, wifi, sampe kondom (huwahahahahaaa...!!!). Dan harganya 55rb KRW semalem/kamar, didiskon 5.000 KRW karena kami bayar cash. nTaran lagi kayaknya mendingan nginep disini aja klo kebetulan ke Busan lagi hihihihiiii...

Malamnya, sibuk cari tiket KTX sama booking extend sehari Banana Backpackers Hostel buat besok. Untungnya, tiket KTX bisa di book online dan masih tersedia, Banana juga merespons positif. Ppfffhhh... Akhirnya bisa tidur dengan nyenyak... Sungguh hari yang super! Wkwkwkkkkk...

Wednesday, June 25, 2014

ANNYEONG HASEYO BUSAN...

Halmeonni yang keren banget masih kuat naik turun bukit!
Ini adalah kali kedua berkesempatan menyambangi Korea Selatan. Maksud hati sih ingin menikmati mekaran bunga sakura, tapi apa daya ternyata schedule meleset. Festival bunga sudah berakhir di awal-awal April... Hiks...

Rute perjalanan di awali dengan penerbangan lanjutan Jakarta-KL-Busan dengan masa transit lumayan lama. Terminal LCCT pun ternyata sedang berbenah karena hari itu adalah hari terakhir beroperasi dan selanjutnya akan berpindah ke KLIA2. Toko-toko tutup, sampai roti tawar pun dibeli rebutan. OMG... Berasa kayak di pengungsian...

Akhirnya, sampai juga di Busan pagi, 9 Mei 2014. Santai, istirahat sejenak, sambil narsis foto2. Walopun keliatan banget lusuh blom mandi hihihiiii... Langsung isi TMoney buat ongkos-ongkos biar gampang, dan beberapa onigiri buat sarapan. Ga lupa beli susu pisang yg melegenda. Dari bandara langsung menuju penginapan Kim's House di Daejon dengan menggunakan subway. Ikuti saja petunjuk arah keluar dari pintu arrival area, stasiunnya agak keluar sedikit.

Kim Jong In Ssi tuan rumah penginapannya benar2 ramah en helpful banget. Begitu sampai kami dikasih tutorial mengenai tempat apa saja yang menarik di Busan untuk dikunjungi lengkap dengan peta dan petunjuk rute kendaraannya.

Museum Nasional Busan
Masuk museum ini gratis, berisi tentang sejarah kota Busan dari mulai Zaman Pra Sejarah sampai saat ini. Berisi banyak diorama, video dan benda-benda bersejarah. Karena dekat dengan penginapan, kami cukup berjalan kaki ke sini.
Musium Nasional Busan
Haeundae Beach
Haeundae Beach juga gratis (namanya juga jalan-jalan hemat, carinya ya yg gratisan hihihiiii...). Kalo mau ke sini, tinggal naik subway, turun di Haeundae Station. Bisa keluar exit 3 atau exil 5. Terus aja susurin jalannya kira2 10 menit untuk sampai di pantai. Di sepanjang jalan menuju pantai banyak jajanan murah, kayak toppokki (1000 KRW/porsi) sama fish cake (500 KRW sebuah). Lumayanlah buat ganjel-ganjel perutz.

Haeundae Beach

Gwangalli Beach
Gwangalli beach juga gratis. Disini terdapat jembatan panjang, Gwangan Bridge yang menghubungkan Haeundae dan Suyeong. Menuju ke sini bisa menggunakan subway, turun di Stasiun Gwangan, keluar exit 5 lalu berjalan sekitar 10 menit. Di daerah ini banyak restoran seafood, termasuk snow crab. Mupeng, tapi mahal... hiks...

Gwangalli Beach

Busan Tower
Rute ke sini agak njelimet, kami sempet muter-muter cari tangga berjalannya. Jadi, kan tower ini letaknya di atas bukit, naik ke atas bukitnya udah ada eskalator aja gitu. Kata kebetannya sih tinggal naik subway ke Nampo Station, keluar exit 7 trus belok kiri ke jalan Gwangbok-ro truuuusss aja jalan sekitar 160m ntar nemu Yongdusan Park. Nah di situ eskalatornya. Waktu itu gw muter2 ntah brapa lama cuma untuk nemuin ini eskalator sampe gempor! Mana sebelomnya udah muter2 dulu ke Jagalchi sama BIFF lagi. Entah gimana, entah jalan mana, akhirnya ketemu juga tu eskalator *fiuwh!*

Busan Tower
Gamcheon Culture Village
Gamcheon culture village disebut-sebut orang sebagai santorini-nya Asia (Santorini = kota cantik di atas bukit punyanya Yunani). Menuju ke sini ga bisa langsung pake subway aja, tapi musti nyambung pake bis. Bisnya kecil aja, segede kopaja, tapi ber-AC. Pertama naik subway ke Toseong, keluar exit 6, nanti ketemu perempatan belok kanan. Jalan terus sampe ketemu Rumah Sakit, tunggu di halte RS situ naik bis nomer 2 atau 2-2, tanya aja sopirnya klo kurang yakin. "Gamcheon Maeul?" (Gamcheon village). Nanti di gerbangnya "dikasih" peta (bayar 1000 KRW) yang bisa di stempel klo ngedatengin spot2 tertentu. Baliknya, bisa ambil rute bis yang sama, tapi tentu aja yang berlawanan arah ya.
Gamcheon Culture Village
Taejongdae Natural Park
Cara menuju ke sini, dari stasiun subway Busan, naik bis nomor 88 atau 101 sampe terminal Taejongdae Park. Pokoknya ikut sampe ujung, jangan turun klo blom diusir! Hahaha... Jalan-jalan di sini musti kuat mental sama stamina! Menurut papan petanya, panjang course-nya adalah total 2,6km naik turun bukit. Dan gw, balik lagi setelah berjalan 1,9km! Total jenderal 3,8km saja! Kesalahan terjadi karena kami ga baca itu papan... hiks... So, peringatan klo yang mau ke sini, jangan pake high-heels, dan siapin stamina! Tapi kerennya, ternyata di sono banyak juga cewek2 yg pada pake high-heels aja gitu pacaran ke situ... *speechless* mungkin itulah yang dinamakan kekuatan cinta... (halahhh! huweks!!!)
Taejongdae Park, udah ga kuat foto2
Over all, Busan adalah kota berkontur tanah tak stabil (haha...), bentar naik bentar turun. Pokoknya kemana-mana hiking deh! Pantesan orang Korea sehat-sehat, tiap hari dipaksa olahraga... Dan kesan yang lain adalah, penduduk Busan pada romantis2. Banyak banget tuh pasangan bedua2an, malah ada yg pelokan aja gitu di Haeundae beach di sebelah pengamen serasa lagi bikin video klip heuheu... Dan, bukan cuma pasangan aja bedua2an, sesama jenis pun banyak bertebaran sedang asik duduk bercengkerama intim hehehee...

(berlanjut episode selanjutnya, perjalanan ke Jeju yang tak terlupakan...)



Monday, June 23, 2014

LET'S GO TO KARJAW!!!


Beauty Sunset dermaga Karimun Jawa dan Tanjung Gelam
Dari bisik2 dan liat gambar2 di blog tetangga, gw kepincut untuk melihat satu spot cantik negeri tercinta ini. Gayung bersambut ketika sebersit kabar terkirim lewat chat Si Kakak.
"Gw sama temen2 mao ke Karimun Jawa, ngekor ga?!"
Sontak jawaban gw adalah, "IKUUUUUUUUUUUTTTT!!!"

Dan meluncurlah kami berempat ke Semarang dengan menumpang kereta api malam jadwal keberangkatan pukul 6 sore. Perjalanan sedikit terganggu karena ada kereta anjlok di Tasikmalaya. Tadinya kami berencana naik kereta Bangunkarta bisnis yang agak malam dan agak murahan, tapi untungnya kehabisan tiket. Klo engga, mungkin bakalan telat sampai di Pelabuhan Kartini.

Akhirnya kereta yang kami tumpangi sampai di Semarang pukul 4 subuh. Ceritanya siy backpackeran, tapi sampe Stasiun Balapan udah dijemput kerabatnya Miss Y (temen maennya Si Kakak) yang dengan baik hati mengantar sampe Pelabuhan Kartini di Jepara. Makasiiihhh...

Sampe Pelabuhan Kartini jam 6-an, ini dan itu di situ sambil menunggu kapal cepat yang akan mengangkut kami ke Karimun Jawa. Tiket sudah dipesankan orangtua temennya Si Kakak yang tinggal di Karimun Jawa. Jadi, kami tinggal cari orang yang dititipin tiket di pelabuhan. Kami menumpang kapal cepat Bahari yang hanya memerlukan waktu 2 jam saja menyeberang ke Karimun Jawa. Tapi bisa juga menyeberang dengan menggunakan KM Muria, cuma agak lama waktu tempuhnya sekitar 6 jam-an.

Welcome to Karimun Jawa
Mendarat di Karimun Jawa masih siang, dijemput sama Mas Renegade (karena bawa2 motor gede kemana2) untuk di antar ke homestay. Buat yang ga bisa jauh dari gadget, musti siapin batre cadangan atau power bank karena di sana listrik terbatas. Di homestay tempat kami menginap, listrik hanya menyala dari jam 6 sore sampai jam 12-an malam. Itu pun dengan bantuan genset. Begitu listrik menyala, semua "colokan" langsung penuh! wkwkwkwkkkk...

Histeria
 Sore-sore kami hunting sunset sambil santai-santai di dermaga. Makan gorengan plus air kelapa. Harga jajanan di sini masih tergolong standar, ga mentang-mentang banyak turis trus dipatok harga semahal mungkin.

Ternyata, dermaga termasuk spot "penting" untuk turis di sana. Ujung dermaga dijejali dengan jejeran tripod plus orang begaya foto-foto. Termasuk kami berempat hehehehee...
Snorkeling with school fish
Besok harinya, baru kami beredar cari spot-spot snorkeling dan menengok penangkaran hiu. Karena cuma numpang nyelup dikit doank, jadinya fotonya banyakan di darat. Tapi, walopun tanpa nyelup, itu ikan-ikannya udah pada narsis nari2 di permukaan air. Warna-warni, orange, biru, kuning dan hitam. Kereenn!!! Jangan lupa aja bawa roti atau kerupuk ikan buat "mancing" ikannya biar berkumpul.

Penangkaran Hiu
Bagi yang berani, bisa berenang bersama hiu di penangkaran. Selain ke penangkaran hiu, kami mendarat juga di Pulau Cemara Kecil. Aseli itu pulaunya keren baangeettt...! Pasirnya putih, lembuuttt... dengan dihiasi gradasi warna air laut hijau tosca dan birunya yang cantik...
Cemara Kecil Island
Karimun Jawa panasnya benar-benar sangat menyengat. Seharian berada di laut bikin kulit gw yang eksotik makin terlihat eksotik (baca: gosong). Sorean kami udah balik lagi ke homestay, dan dihubungi sama Mas Renegade klo Bapaknya temennya Si Kakak (repot bener namainnya) pesen untuk bawa kami jalan-jalan liat bandara. Oh? Bandara??? Di Karimun Jawa ada bandara???
Setelah bersih2, kami pun beredar mencari bandara yang dimaksud. Sebelum ke bandara, kami diajak mampir ke Tanjung Gelam. Diajak melihat spot foto favorit pohon kelapa miring berjejer tiga dan hunting sunset lagi. Apa emang sunset di Karimun Jawa selalu cantik ya? Sunset di Tanjung Gelam ini pun saaangaat cantik. Sampai kami keasyikan, dan baru mau beranjak dari sana setelah agak malam.
Perjalanan ke bandara gelap gulita... dan cuma perluasan landasan saja yang terlihat hahahaa... aduhhh... mana jauh banget lagi. Wasting time amat... hahahaa... duh maaf ya... 
Ikan Sotong big size
Dan, setelah lelah terkantuk-kantuk pulang dari bandara, kami pun menyempatkan diri makan malam di warung seafood lesehan yang berjejer di alun-alun. Pesan sotong dan ikan kakap bakar. Yumm... Walopun bumbunya ga se-enak yang dibayangkan, tapi lumayanlah untuk harga segitu. Tambahan energi untuk besok menempuh perjalanan panjang pulang kembali ke Jakarta...

Wednesday, May 28, 2014

CIWIDEY, PADA SUATU HARI....

Baru nengok Blog lagi nih, udah lama banget wkwkwkwkkkkk... Tabungan cerita jalan-jalan udah ngumpul buat di share.

Lupa ini trip tepatnya kapan xixixi..., tapi nampaknya akhir Desember 2013 atau awal Januari 2014. Gw sama Si Kakak ngebet jalan ke Ciwidey, mau cari yg dingin2 n panas2 (apa coba ga jelas mode on). Maksutnya, cari tempat dingin yang ada rendeman aer panasnya gitu... Jadi dipilihlah perjalanan singkat ke Ciwidey sekalian nengokin Kawah Putih.

Perjalanan santai dimulai dengan menumpang kereta Parahyangan Jakarta-Bandung jadwal pagi. Sampe St. Bandung sekitaran jam makan siang, mampirlah sebentar ke Mie Kocok Pak H. Endan di daerah Kebon Jukut deket ruko Kartika Sari. Klo naik kereta tinggal nyebrang begitu keluar dari stasiun trus jalan dikit. Katanya sih, ini warung jajanan yang termasuk kategori legendaris di Bandung.

Jalanan Ciwidey

Slese makan, kami pun melanjut ke Leuwi Panjang cari omprengan (sejenis carry) jurusan Ciwidey. Sebenernya ada bus Damri juga, tapi berdasarkan pengalaman, lama nian itu perjalanan klo naik Damri ke Ciwidey. Ga susah kok mencari keberadaan omprengannya pun, soalnya emang udah dikasih lapak di terminal Leuwi Panjang situ. Menunggu penuhnya pun ga lama, karena mobilitas penduduk Ciwidey-Bandung lumayan tinggi.

Nyampe Ciwidey sekitar jam 2-an, ternyata kok agak susah ya cari angkot jurusan Patengan. Sampe ngetem dulu deh di depan rumah orang ngobrol2 sama Bapak Berkumis yang punya rumah. Baru aja kami memutuskan buat naik ojek aja, ternyata muncul sesosok angkot berwarna kuning yang ditunggu2.

Beres cek in di Cimanggu Cottage yang penampakannya ternyata ga seperti yg dibayangkan, kami langsung capcus ke Kawah Putih yang kebetulan sedang berkabut. Kawah Putih ramai dengan pengunjung, karena pas musim liburan mungkin. Setelah puas wara-wiri foto sana-sini, kami pun balik ke penginapan.

Kawah Putih

Malam menjelang, dingin semakin menggigit. Untung ada bak rendaman air panas di dalam penginapan, jadi ga perlu berendem bareng2 sama yang laen dan ga ada batas waktu. Kapan aja mao brendem, bebassss...  kepenatan bertumpuk di sekujur tubuh seolah tersapu dan melarut bersama gelontoran air panas yang mengendurkan otot... ahhh... nikmatnya... jadi pengen brendem...

***
Antara mimpi dan engga, gw terbangun dengan sebuah suara sayup-sayup sampai,
"Nasi kuniingg... Bala-bala... Gehu... Masih panass....!"

Wah... ada yang jualan sarapan nih ternyata di daerah terpencil begini... Tapi karena liat jam kok agak kebangetan gitu ya sarapan jam empat pagi, gw pun tidur lagi heheheee... Setelah pagi yang engga kebangetan menjelang, barulah gw panggil tu penjual sarapan yang ternyata banyak berkeliaran dari pagi buta tadi. Slese sarapan, kami keliaran jalan-jalan sekitaran cottage. Ternyata ada tempat pemandian air panas buat umum juga yang gratis untuk penyewa cottage. Tapi, karena udah ada bak berendem private di cottage, cukuplah foto2 sajah...
Menuju Ranca Upas
Sekitaran jam 10-an setelah puas berendem, kami pun capcus dari penginapan menyusuri jalan menuju ke Ranca Upas. Pengen tau, katanya di situ ada tempat penangkaran kijangnya. Ranca Upas sebenernya adalah kompleks perkemahan dengan segala fasilitas di dalamnya, makanya masuk kompleksnya musti pake tiket. Pas liat-liat ke dalam, kok keren juga ya nih "bumi perkemahan". Udah disediakan sewa tenda (nampaknya, soalnya tendanya seragam gitu) sama MCK dan mushola permanent. Asik juga kapan2 kemping disini.


Bumi Perkemahan Ranca Upas

Di sekitaran tempat perkemahan, ada telaga yang keren juga buat ngadem atau foto2. Serius, ini tempat ngademin banget suasananya. Warna hijau diiii mana-mana. Suwegeeeerrrrrrr...!

Telaga di Ranca Upas
Setelah menyusuri jalan setapak beberapa lama sambil foto2, mampir sana-sini karena tertarik dengan pemandangan yang nampaks keren, akhirnya sampai juga di tempat penangkaran rusanya. Rusanya ga terlalu banyak ternyata, tapi lumayanlah buat yang blom pernah liat rusa. Mereka sedang pada asik leyeh-leyeh setelah makan siang nampaknya. Pada ngantuk2 sambil santai ngunyah cemilan.

Rusa paling jinak yang mau nyamperin
Sekumpulan rusa yang asik leyeh-leyeh

Masuk ke penangkaran rusanya ga bayar (klo ga salah), tapi boleh beli wortel buat kasih makan rusanya biar mau deketin. Ada satu rusa yang keliatannya jinak banget, sampe gw berani kasih makan wortel pake mulut! Nekats! Cuma biar dapet gambar yang bagus. api apadaya, ternyata waktu di cek memory card-nya rusak! Huwhuwhuuuwww... Inilah foto yg gw anggap terkeren yg bisa diselamatkan bersama rusa... pas wortelnya jatoh... Hiks...


Foto bersama rusa yang bisa diselamatkan
Puas berkeliaran di Ranca Upas, kami melanjut menuju Situ Patengan (Patenggang) sambil mampir sebentar di kebun teh Ranca Bali cuma buat foto! Hihihiiii...

Kebun Teh Ranca Bali
Dan, inilah dia Situ Patengan/Patenggang di foto Si Kakak dari angkot yang sedang melaju. Kereeeennn yaaaa hijaunya dan biru langitnya walopun masih banyak awannya... Kayak lukisan...

Situ Patengan/Patenggang
Di tengah Situ (telaga/danau) ini ada pulau kecilnya, namanya Pulau Sasaka/Asmara (ahaiiyyy namanya agak mengerikan ye... hahaha...) yang di sana terdapat batu cinta. Bagi yang berminat, bisa menyeberang ke pulau ini dengan menyewa perahu (share dengan penumpang lain).

Persewaan perahu

Bagian lain Situ Patengan/Patenggang
Demikianlah akhirnya petualangan me-reboot sejenak fisik dan psikis harus berakhir sementara di sini. Dan bersiap kembali lagi ke rutinitas menjemukan yang harus tetap dilakukan demi kelangsungan petualangan selanjutnya... Semangat! Dan tetap merdeka! *hahahaaa... streis*

VISA KOREA SELATAN GRATIS SAMPAI AKHIR TAHUN 2019! KUUYYY!!!

Hai traveller, pada tau ga? Korea Selatan kan lagi bikin "promo" visa gratis looohhhh... Promo ini diberikan pemerintah Korse...