Wednesday, December 26, 2018

SAPPORO - CITY TOUR (2)

Shiroi Koibito Park (白い恋人パーク)


Shiroi Koibito Park adalah theme park punyanya Ishiya, sebuah pabrik cokelat lokal (Sapporo). Produk yang terkenal dari pabrik ini adalah butter cookies tipis yg ditangkup dan ditengahnya diberi isian cokelat putih. Biskuit ini biasa dijadikan oleh-oleh bagi turis yang melancong ke Hokkaido. Sejauh yang saya tahu, Ishiya tidak mengandung babi, hanya saja mereka menggunakan shortening dari sapi yang disembelih tidak dengan cara Islami (Sumber: Halal Jepun).

Theme Park ini dibagi jadi dua bagian, yaitu areal pabrik dan taman outdoor. Kalau kalian hanya ingin bermain (baca: berfoto) di taman outdoor-nya, tidak usah bayar, alias gratis! Sedangkan bagian pabrik dan "museum" sejarah pabrik Ishiya, bayar 600 Yen. 

Di bagian "museum", kalian bisa melihat aktivitas pabrik dari sebuah jendela kaca besar. Kalian juga bisa melihat begitu bersih dan rapinya pabrik ini, sehingga kalian tidak perlu khawatir dengan kebersihan makanan yang kalian beli/makan dari pabrik ini.

Sedangkan di bagian outdoor, kalian bisa melihat bangunan-bangunan seperti sedang berada di negeri dongeng. Dan ketika malam tiba, taman terlihat lebih indah karena dihiasi dengan lampu warna-warni yang kontras dengan timbunan salju musim dingin.





Mount Moiwa (藻岩山, Moiwa-yama)

Gunung Moiwa adalah salah satu dari banyak gunung-hutan kecil di Sapporo. Kalian bisa naik menggunakan "kendaraan" hingga ke puncak teratas. Ini yang dinamakan "lazy hiking" hahhahaaa... Jadi, perjalanan ke puncak Moiwa itu "didaki" dengan dua kendaraan. Pertama, kalian naik dengan menggunakan kereta gantung hingga halte pertama. Saya lupa ada apa di halte pertama ya... Sepertinya ada toko souvenir, dan nampaknya saya tidak berlama-lama di halte pertama jadi ga ada memori yang nyangkut. 

Kebetulan kami ke sana malam hari, karena menurut contekan, pemandangan malamnyalah yang paling keren di puncak sana. Sebelum sampai ke puncak, kalian akan disuguhi pemandangan hutan dan salju di sepanjang perjalanan, itu pun kalau beruntung kereta gantungnya tidak terlalu penuh wkwkwkkwkk... Agak serem sih, jadi inget hutan Aokigahara 😰 

Kemudian, dari halte pertama, kalian akan menumpang Morris Car yaitu mini cable car yang katanya menggunakan sistem drive pertama di dunia sampai ke puncak. Di puncak inilah pemandangan yang paling mengesankan dari gunung ini. Kalian bisa melihat kota Sapporo 360⁰ dengan gemerlap lampu di malam hari. Pemandangan malamnya memang keren, tapi dinginnyaaaaa ga nahaaaannnnnn! Sudah dateng malem, pas winter, angin dan gerimis ikutan menambah gigil. Setiap sekian menit lari ke dalam, menghangatkan badan. Tapi untuk bisa menikmati pemandangan yang begitu indah, it's all worthed 😍


So, Happy Traveling! 😊

Friday, December 21, 2018

SAPPORO - CITY TOUR (1)

Hari terakhir guuuyyyssss... Hari ini kami muter-muter di Sapporo, padahal hari pertama juga muter-muter di Sapporo wkwkwkwkkkk... Maksudnya, hari ini kami muter-muter di luar agenda Snow Fes. Patung-patung es-nya udah dirubuhin! Dan itu dikerjain cuman semalam aja!Warrrr biasaaahhhh...


SAPPORO TV TOWER


Letak Sapporo TV Tower kebetulan berada di depan hotel. Ya... Jalan dikitlah, tapi masih se-selemparan batu kalau dari hotel. Kalau malam, tower ini akan terang benderang dihias lampu. Sayangnya, foto tower malam hari saya ga ada yang bagus buat dipajang, hiks...

Sapporo TV Tower ini fungsinya kurang lebih sama dengan Tokyo TV Tower. Dan bisa dikunjungi sampai ke observasi dek. Katanya, kalau naik bisa melihat Odori Park dan kota Sapporo sejauh mata memandang. Tapi saya sih ga naik hehehee... Untuk mengetahui lebih jauh tentang jadwal bukanya silakan dibuka aja link-nya.


SAPPORO CLOCK TOWER



Sapporo Clock Tower dibangun di tahun 1878 dan dihargai sebagai bukti sejarah simbol kebudayaan kota Sapporo. Kalau kalian lihat, gaya bangunan Sapporo Clock Tower sangat kental terasa pengaruh Amerika-nya. Hal ini tidaklah aneh, karena pembangunan kota Sapporo dibantu oleh banyak tenaga asing termasuk Amerika Serikat. Bahkan, Dr. William S. Clark, Pimpinan Akademi Pertanian Massachusets didaulat sebagai Wakil Pimpinan pertama Akademi Pertanian Sapporo. Dan Akademi Pertanian Sapporo (sekarang menjadi Hokkaido University) adalah institusi pendidikan pertanian pertama di Jepang. Bisa dibayangkan berjasanya tokoh Amerika Serikat ini bagi Hokkaido khususnya Sapporo.




Ketika berkeliling di dalam museum, kami disapa seorang Amerika yang bertanya kami berasal dari negara mana. Ketika dikatakan kami dari Indonesia, dia langsung bilang kalau dia dulu punya teman orang Indonesia ketika tinggal di Philipina, dan teman Indonesianya baik sekali. Bangga? Tentu! Makanya, jadi duta bangsa itu ga harus jadi Duta Besar atau apalah apalah. Cukup dengan menjaga perilaku di mana saja berada, akan memberi harum ke segala identitas apa pun yang kita sandang. Bangsa, negara, ataupun agama 😊

Dilanjut nanti bagian dua yak... Shiroi Koibito Park (白い恋人パーク) sama Mount Moiwa (藻岩山, Moiwa-yama)

So, Happy Travelling! 😊 

SAPPORO - CITY TOUR (2) 

WINTER AT OTARU

Otaru Light Festival 2018
Jarak Otaru dari Sapporo tidak terlalu jauh, hanya sekitar satu jam perjalanan dengan menggunakan kereta. Paling cepat menggunakan kereta ekspress bandara klo pas jadwalnya. Jadinya, kami menjadwalkan PP saja dari Sapporo, karena ke bandara lebih dekat dari Sapporo. Ketika kami berangkat, kebetulan sekali hujan salju lebat turun sampai ada peringatan lewat handphone dari pemerintah setempat. Walahhh gimandra negh, jangan sampe kereta ga beroperasi... 

Sampai gate masuk stasiun penumpang berjubel, dengan berbagai pengumuman "DELAY" di monitor jadwal kereta. Tapi kami tetap membatin, mudah-mudahan yang ke Otaru lancar. Kami pun  beranjak ke peron. Ternyata suasana peron pun tak kalah ramainya karena kebetulan ada kereta yang baru saja sampai dan mengeluarkan penumpang. 

Pas lagi celingak-celinguk, tiba2 ada pasangan Jepang yang mendekat menanyakan kami mau kemana? Kami jawab, hendak pergi ke Otaru. Kedua orang itu langsung mengajak kami barengan naik kereta di seberang. Dia bilang, naik itu aja dulu yuk barengan, nanti turun dimana, nyambung lagi kereta yang menuju Otaru karena kereta2 pada delay. Okelah, ayuk ajah. Dan kami pun ngobrol sepanjang perjalanan. Ternyata mereka juga turis dari Kobe. Ngobrol sana-sini akhirnya sampai di stasiun persimpangan (lupa stasiun apa), dan kami melanjutkan dengan kereta ekspress bandara ke Otaru sedangkan mereka ke tujuan mereka. Sepanjang perjalanan disuguhi timbunan salju yang tinggiiiii sampai menutupi setengah jendela kereta! Dan salju masih turun dengan lebat. Dalam hati was was juga, ini bisa balik kagak ya ntar dari Otaru? 😟

Alhamdulillah... sampai juga di Otaru dengan selamat, walaupun di kereta penuhnya bukan main. Ditambah ada beberapa koper besar, karena memang kereta bandara banyak membawa penumpang turis.


OTARU AQUARIUM

Sesampainya di stasiun Otaru, kami langsung menuju terminal bis yang berada di seberang stasiun dan menumpang bis yang menuju ke Otaru Aquarium. Membayar bis seperti biasa dengan IC Card. Salju masih saja turun dengan lebat. Bapak supirnya nampak terlihat sudah sepuh, tapi keahliannya, luar biasa! Pemandangan sepanjang perjalanan ke Otaru Aquarium sudah seperti scene di film Oshin kecil yang berjalan menerjang badai salju ke rumahnya Ryuzo untuk menjadi budak hahahhaa...   Walaupun penuh liku, akhirnya kami sampai juga di tujuan. Gerbang Otaru Aquarium ada di atas bukit dengan sekeliling berwarna putiiiihhhh semua. Terselimuti salju tebal lembut dan belum terjamah. Wuaaahhhhh senang rasanya... Tapi karena dingin, kami pun langsung masuk. 
Berbagai jenis ikan dipajang di akuariumnya, tapi yang menjadi highlight sebenarnya adalah PINGUIN WALK! Ya! Kami bela-belain kemari adalah untuk melihat parade pinguin hahahahaa... Lucuuuu... Tingkahnya kayak selebritis banget ini pinguin-pinguin hahahhaa...

 
Cukup lama kami menanti bis kembali ke terminal Otaru., karena mungkin bis terakhir baru saja pergi. Setelah berpose segala macam gaya, main salju, dan bikin video2 lucu, akhirnya bis yang ditunggu datang juga. Sampai di Otaru kami makan siang kesorean dulu di Donburi Chaya baru kemudian berjalan-jalan sambil menunggu malam tiba untuk melihat Otaru Light Festival yang berpusat di sekitar Otaru Kanal. Banyak juga ternyata turis di daerah kanal ini. Mereka datang menggunakan bis turis.


OTARU ORGEL MUSIUM

Otaru Orgel Musium adalah salah satu music box museum yang terserak di seantero Jepang. Kenapa ya Jepang nampak "tergila-gila" dengan kotak musik? Segala bentuk kotak musik ada di musium ini. Konon menurut sejarahnya, kotak musik pertama kali diproduksi di Swiss pada abad ke-18 dengan teknologi mesin jam (vintage/manual) oleh pengrajin jam bernama Jérémie Recordon dan Samuel Junod. Dan beberapa pengrajin di Bohemia dan Jerman. Pada akhir abad ke-19, beberapa pengrajin Eropa membuka pabrik pula di Amerika Serikat. Saat itu, kotak musik masih dianggap sebagai karya seni.

Hingga saat setelah berakhirnya PD II, pabrikan Jepang Sankyo memulai usaha kotak musik dengan menggunakan teknologi mesin otomatis teranyar pada saat itu, dan memproduksinya dalam jumlah besar. Mungkin sejak itulah Jepang jadi merasa memiliki ikatan khusus dengan kotak musik. Bahkan dewasa ini, Sankyo menjual lisensi nada kotak musiknya untuk digunakan sebagai ringtone di perusahaan handphone.

OTARU LIGHT FESTIVAL 


Otaru Snow Light Path Festival (小樽雪あかりの路, Otaru Yuki Akari no Michi) adalah festival tahunan yang biasanya diselenggarakan di bulan februari dimana kota Otaru dihiasi dengan pahatan-pahatan salju berukuran kecil (tidak sebesar di Sapporo) lampu dan lampion warna-warni. Waktunya hampir bersamaan dengan Snow Fes di Sapporo, jadi kalian bisa menikmati dua festival sekaligus.

Festival ini berpusat di dua tempat, yaitu Unga Kaijo 300 meter dari Otaru Kanal (Otaru Unga) dan Temiyasen Kaijo berada di antara Kanal dan stasiun kereta Otaru. Kalau kalian datang menggunakan kereta api sih, pastinya akan dapat semua. Untuk yang PP menggunakan kereta, lihat-lihat jadwal keretanya ya... Jangan sampai, karena keasyikan, ketinggalan kereta, kan enggak lucu wkwkkwkwkkk... Syukurnya, kereta pulang kembali ke Sapporo tidak terhambat, dan dapat duduk pula, padahal penumpang kereta penuhnya minta ampun.

So, happy traveling! 😊

Thursday, December 20, 2018

SAPPORO SNOW FESTIVAL - YUKI MATSURI 2018


Sapporo snow festival adalah festival tahunan dan sudah diselenggarakan sejak tahun 1950. Pada awalnya, festival ini diselenggarakan sebagai event sehari dengan hanya memajang 6 patung salju yang dibuat oleh para murid SMA lokal di Odori Park. Diluar perkiraan, ternyata event ini menarik perhatian hingga 50.000 orang dan menjadi event penting di Sapporo.



 Kemudian pada tahun 1955 pasukan bela diri Jepang ikut meramaikan dengan membuat pahatan salju yang sangat besar. Dan di tahun 1959, 25.000 orang berpartisipasi dalam membuat pahatan es/salju yang diberitakan media ke seantero negeri (Jepang) untuk pertama kalinya. Hingga saat ini, festival salju ini menjadi salah satu tourist attraction kota Sapporo yang mendatangkan pelancong dari seluruh dunia.

Pada tahun 2018 festival dipusatkan di 3 tempat yaitu Odori Park, Susukino dan Tsudome. Di Odori Park, selain dipajang patung-patung salju dalam ukuran besar, juga terdapat panggung musik dan light show di salah satu patung utamanya. Sedangkan di area Susukino, pahatan esnya penuh dengan warna-warni lampu LED. Dan jangan sedih, yang paling menyenangkan adalah, banyak "dedek-dedek gemes" yang ramah dan selalu siap sedia menjadi fotografer wkwkwkwkkk... Grateiiissss... Tapi kamera bawa sendiri yak 😋

Sedangkan yang di Tsudome, agak berbeda. Tsudome adalah gedung serba guna dengan "halaman yang sangat luas. Area Tsudome dibagi menjadi dua bagian, yaitu indoor dan outdoor. Di bagian indoor, kalian bisa menyaksikan berbagai atraksi tradisional, permainan-permainan anak-anak, dan berbagai penjual makanan dan souvenir. Sedangkan di bagian outdoor, selain patung-patung salju, kalian juga bisa bermain seluncuran salju yang dibuat tinggi dan besar!

Festival ini sengaja diadakan pada saat puncak musim dingin, jadi pasti udara saat itu saaaaangat dingin. Namun, walaupun hujan salju cukup lebat, dan dinginnya luar biasa apalagi pas angin berhembus, tapi festival ini sangat worthed untuk dikunjungi. Bawalah perlengkapan musim dingin selengkapnya, baju yang tebal, jaket, sarung tangan, kupluk, earmuff, syal, payung dan jangan lupa heattech! Penting! Kecuali kalian sudah terbiasa dengan udara dingin nyelekit.



Lalu, bagaimana cara ke area-area Snow Festival ini? Odori Park dan Susukino adalah jalanan umum, jadi dekat dengan halte atau stasiun subway. Khusus ke area Tsudome, waktu kami ke sana disediakan bis feeder yang bisa dibayar dengan menggunakan IC Card (kartu transportasi di Jepang). IC card ini saya beli waktu ke Osaka, dan bisa digunakan di Tokyo, Kyoto, Kobe, Tokyo dan juga di Hokkaido. Tinggal di top up saja. Kebetan lengkap mengenai Sapporo Snow Festival ini kalian bisa baca lengkap disini


So, happy travelling! 😊 


HOKKAIDO - Jalan Jajan Sapporo-Otaru

Sebetulnya, cerita perjalanan ini sudah "mengendap" sejak setahun yang lalu. Maklum ya, saya sedang terkena demam hoream karena banyak terkena "strike" selama setahun ke belakang hahahhaa... Tapi mudah-mudahan, tulisan pengalaman yang saya buat ini tidak terlalu basi untuk dibagikan.

Kalau jalan-jalan tanpa jajan, rasanya seperti sayur tanpa garam, betul tidak? Untuk muslim seperti kami, mencari makanan halal di negeri yang bukan mayoritas muslim adalah pengalaman tersendiri. Termasuk di Sapporo ini. Saking pengennya nyobain ramen, yang default-nya menggunakan kaldu tulang babi, kami searching ke sana ke mari ramen yang halal di Sapporo dan menemukan satu restoran ini.

HORYU RAMEN SAPPORO

Warung Horyu ini tidak jauh dari tempat kami menginap, Hotel Resol Trinity Sapporo yang kami pesan lewat booking.com. Dari Odori Tower, kami tinggal berjalan menyusuri jalan susukino trotoar sebelah kiri. Terus lurus, nanti kalian akan menemukan kerumunan orang antri di warung ini. Ikutan aja antri hahahhaaa...

Kalau kalian datang di saat festival salju, di jalanan depan warung ini terpajang pahatan es berbentuk macam-macam yang lucu-lucu. 

Warung ini menyediakan menu halal, yaitu Genghis Khan Miso Ramen, Genghis Khan Miso Ramen in Peppery Bean Broth dan Gyoza. Hati-hati memesannya, karena ada beberapa ukuran porsi ramen. reguler, large dan extra large.
Kami memesan ketiga menu tersebut. Ingin tahu, apa sih bedanya kedua menu ramen tersebut? Dan ingin juga mencoba dumpling-nya. Ketika menu pesanan kami sampai di meja, kami terbelalak, porsi yang datang besaaaarrrr untuk ukuran perut kami. Duhhh... Jangan-jangan kami salah pesan???
Ramen halal yang tersedia di sini menggunakan daging domba (menu Genghis Khan berarti menggunakan domba). Rasanya...? Maaf, I think it's not my kind of food. Buat saya, mie ayam jauh lebih nikmat dari ramen ini hahahaaaa... Sejujurnya, saya suka makan daging kambing/domba. Tapi daging domba di ramen ini bagi saya baunya terlalu menyengat... Dan dengan porsi yang sebesar itu, kami berdua sangat menyesal tidak bisa menghabiskannya... Bagi kalian yang ingin mencoba, mungkin lebih baik pesan dulu satu, kalau suka baru pesan lagi ya... 



FYI, ketika membayar, kami membayar porsi reguler. Jadi, kami tidak salah pesan. Mungkin karena harga ramen halal lebih mahal dari harga ramen biasa, jadi porsinya dibuat besar. Gyoza-nya ya lumayanlah, berisi irisan daun bawang. Boleh pesan kalau kalian suka daun bawang.

BAUMKUCHEN

Baumkuchen sebenarnya jenis kue bolu yang berasal dari Jerman sana. Pertama kali diperkenalkan ke Jepang ketika jaman PD 1 oleh Karl Joseph Wilhelm Jucheim yang kemudian menetap di Jepang dan membuka usaha bakery di sana. Hingga sekarang, Baumkuchen menjadi salah satu kue khas Hokkaido. Tapi sayangnya, yang saya beli dan coba yang versi generik dari Convinient Store, jadi ga tau deh seistimewa apakah yang dijual di toko Pak Jucheim LOL.

ZENZAI

Zenzai atau gampangnya bubur mochi, adalah jajanan musim dingin yang nikmat karena disajikan panas-panas. Bubur ini terdiri dari bubur kacang merah (adzuki) kental yang diberi bulatan2 mochi yang kenyal. Dimakan panas-panas, mulur-mulur hmmmm... yuuummmmm...






DONBURI CHAYA OTARU

Donburi adalah menu ricebowl-nya Jepang yang disajikan dengan bermacam-macam topping. Donburi Chaya adalah salah satu restoran yang menyediakan makanan halal, juga tempat sholat. Kebetulan kami ke Otaru tidak menginap, jadi tempat sholat ini sangat memudahkan bagi muslim. Saat ke sana, hujan salju lumayan lebat. Jadi agak sulit mencarinya, padahal tinggal lurus menyusuri kanal kemudian belok kanan saja. Untungnya ketemu. Kami memesan Grilled Cut Lamb Steak yang enaaaakkkk bangeuuutttt, Seafood Mix Steak Donburi (seafood matengan, Si Kakak ga suka seafood mentah), sama minta special menu Tokusen Donburi tanpa nasi a.k.a. sashimi (dikurangi harganya 100 yen wkwkwkwkkk). Over all, puasss makan di sini. Semua fresh, enak dan sesuai selera.


Bonus, warung mochi lucu di Odori Park Snow Festival. Banyak sebenarnya jajanan di sini, tapi entahlah halal atau tidaknya. Jadi ga berani jajan yang aneh-aneh, cuma beli kacang almond dan mochi aja karena bentuknya lucu dan disajikan panas hehehehe...


Wednesday, December 19, 2018

JEJU - Jeju Folk Village (제주민속촌)

 
Jeju Folk Village (제주민속촌) adalah sebuah kawasan yang berisi 117 rumah dan bangunan tradisional berdasarkan keadaan sebenarnya "dusun" di Korea pada tahun 1890-an. Diantaranya, terdapat "Dusun Pegunungan" / Mountain Village, "Dusun Perbukitan" / Hill-Country Village, "Dusun Nelayan" / Fishing Village dan "Dusun Perdukunan(?)" / Shamanism Village.


Di lahan seluas 40 hektar ini terdapat pula beberapa outdoor setting drama sejarah seperti drama Deajanggeum, setting di mana dia belajar pengobatan saat menjadi pelayan istana. 

Waktu saya ke sana, mayoritas pengunjungnya adalah orang Korea. Mereka tampak senang sekali melihat ada orang asing berkunjung, apalagi klo mencoba sedikit berbahasa Korea. Beberapa kali disapa dan diajak bicara walaupun dengan bahasa seadanya.

Bahkan seorang pelajar SD bernama Mike (nampaknya namanya juga di translate ke Bahasa Inggris 😅) bersama adiknya juga memberanikan diri menghampiri setelah diteriaki Omma-nya untuk segera mendekat meminta "sedikit wawancara" dalam Bahasa Inggris. 


Katanya, di mendapatkan tugas pekerjaan rumah untuk mewawancara turis mengenai dari mana asalnya, apa alasannya berkunjung ke Korea dan bagaimana kesan-kesannya setelah berkunjung. Sayangnya, lupa minta foto sama mereka 😔

Pronounciation Mike lumayan bagus untuk seorang siswa SD, walaupun pertanyaannya masih baca dari kebetan HP hehehehehee... Begitu berpisah kami mengucapkan "Annyeong", Mike terbelalak kok bisa Bahasa Korea?




Hahahahaa... bisa segitu doank. Saya pikir sudah selesai sampai di situ, ternyata ketika kami sedang ngaso di "saung-saungan", Mike lewat menuju pintu keluar beranjak pulang bersama keluarganya. Dia sampai berteriak dan melambai mengucapkan selamat tinggal. So sweet...

Banggapseumnida Yeorobun... 😊

 
Menuju kemari menggunakan bis umum dari Jeju City lumayan jauh, sekitar 60 menit. Kalau dari terminal, ada bis lokal berwarna biru langit yang tepat menuju ke Jeju Folk Village ini (tujuan akhir). Lupa nomornya berapa wkwkwkkwkk... Tapi menurut kebetan bisa naik bis nomor 100 dari Jeju Intercity Bus Terminal.

JEJU - Yongduam (용두암) Rock / Dragon Head Rock


Yongduam (용두암) Rock / Dragon Head Rock terletak di utara Jeju City tidak jauh dari Jeju International Airport. Makanya tidak mengherankan jika kalian bisa melihat lalu-lalang pesawat membelah langit Jeju.


Yongduam Rock adalah sebongkah(?) batu di pinggir pantai yang (konon katanya) menyerupai kepala naga. Batu tersebut terbentuk secara alami akibat kikisan ombak dan hembusan angin yang lumayan kencang di daerah ini. Namun, seperti juga di negara kita, tersebar mitos/legenda yang berbeda-beda mengenai terbentuknya Yongduam Rock ini.



Satu cerita yang paling banyak tersiar adalah, konon pada suatu waktu ada seeokor naga yang mencuri batu giok yang berharga dari Hallasan (Gunung Halla). Sialnya, perbuatannya diketahui Dewa yang berkuasa di Hallasan dan membuat Sang Dewa murka. Lalu ia langsung melepaskan busur panah ke arah Sang Naga yang sedang terbang dan membunuh naga tersebut. Seketika, Sang Naga jatuh ke lalut, badannya tenggelam dengan kepala menyembul. Kemudian kepala yang menyembul tersebut "membeku" dalam sekejap dan berubah menjadi batu yang sedang menatap langit. 



Ada juga kisah yang menyebutkan tentang seekor kuda putih yang bermimpi ingin menjadi seekor naga dan bisa terbang, namun tertangkap oleh seorang kesatria dan membeku menjadi batu karang. Hmmm... Agak janggal ya cerita yang kedua ini...

Jadi, dari kedua cerita di atas, mana yg kalian percaya? 😅

Selain Batu Naga, kalian juga bisa menemukan patung putri duyung nan seksi di sini. Banyak yang ingin berfoto dekat patung tersebut, tapi malu-malu kucing wkwkwkwkkk...

Kalo kalian menggunakan bis umum dari Jeju International Airport, cari bis yang ke arah Jeju-si Jungang-ro berhenti di halte Yongdam Rotary. Klo saya kemaren muter-muter dan terdampar di halte apa ajalah yang ada Yongduam-nya hahahahaa... Klo ga salah, halte Yongduam Junior High School. Dan ketika turun, untungnya, langsung terlihat papan penunjuk arah Yongduam Rock berwarna cokelat di lampu merah perempatan.

Tempatnya memang agak jauh dari jalan besar, kalau menggunakan bis, kalian harus berjalan sekitar 5-10 menit tergantung seberapa cepat kalian berjalan. Kalau sudah menemukan penunjuk arah, kalian ga akan nyasar, karena di setiap persimpangan pasti ada penunjuk arah.

Tuesday, December 18, 2018

JEJU - SEONGSAN ILCHULBONG (성산 일출봉)





Seongsan Ilchulbong atau Ilchulbong Sunrise Peak, (성산 일출봉; Puncak Matahari Terbit) adalah sebuah kawah gunung berapi yang memiliki luas 99.000 m² dan tinggi 182 m di ujung timur Pulau Jeju. Di kawasan ini terdapat 2 buah pantai sepanjang 5 km. Tebing puncak ini pada bagian timur, barat, dan utara tampak menjorok dari laut pada sudut vertikal. Sementara bagian selatannya melandai dan dipenuhi batu-batuan yang berbentuk unik.



Seongsan Ilchulbong juga ditetapkan sebagai salah satu UNESCO World Heritage. Admission tiketnya hanya 2,000 won saja untuk dewasa. Naiklah sampai ke puncaknya. Walaupun harus melalui banyak anak tangga, jangan khawatir, disediakan tempat beristirahat di beberapa spot.
Kalau kalian hobi berfoto, setiap set anak tangga menampilkan pemandangan dengan charm yg berbeda. Sehingga kalian bisa mengatur ritme dengan berhenti sebentar menikmati pemandangan dan mengambil beberapa foto sambil mengatur nafas 😁


Sesuai namanya, tempat ini katanya paling indah ketika saat matahari terbit. Jadi utk kalian yg bener2 niat, tempat ini sudah buka dari pukul 7.10 (kecuali winter 7.30) dan tiket masuk bisa dibeli 15-20 sebelum buka. FYI, pukul 7 itu masih gelap kemarin ke sana. Sama seperti pukul 5-6 di sini. Carilah tempat menginap yg dekat. Karena klo dr Jeju City ataupun seogwipo, harus ditempuh 1-1,5 jam perjalanan dengan bis umum. 





VISA KOREA SELATAN GRATIS SAMPAI AKHIR TAHUN 2019! KUUYYY!!!

Hai traveller, pada tau ga? Korea Selatan kan lagi bikin "promo" visa gratis looohhhh... Promo ini diberikan pemerintah Korse...