Hari terakhir guuuyyyssss... Hari ini kami muter-muter di Sapporo, padahal hari pertama juga muter-muter di Sapporo wkwkwkwkkkk... Maksudnya, hari ini kami muter-muter di luar agenda Snow Fes. Patung-patung es-nya udah dirubuhin! Dan itu dikerjain cuman semalam aja!Warrrr biasaaahhhh...
SAPPORO TV TOWER
Letak Sapporo TV Tower kebetulan berada di depan hotel. Ya... Jalan dikitlah, tapi masih se-selemparan batu kalau dari hotel. Kalau malam, tower ini akan terang benderang dihias lampu. Sayangnya, foto tower malam hari saya ga ada yang bagus buat dipajang, hiks...
Sapporo TV Tower ini fungsinya kurang lebih sama dengan Tokyo TV Tower. Dan bisa dikunjungi sampai ke observasi dek. Katanya, kalau naik bisa melihat Odori Park dan kota Sapporo sejauh mata memandang. Tapi saya sih ga naik hehehee... Untuk mengetahui lebih jauh tentang jadwal bukanya silakan dibuka aja link-nya.
SAPPORO CLOCK TOWER
Sapporo Clock Tower dibangun di tahun 1878 dan dihargai sebagai bukti sejarah simbol kebudayaan kota Sapporo. Kalau kalian lihat, gaya bangunan Sapporo Clock Tower sangat kental terasa pengaruh Amerika-nya. Hal ini tidaklah aneh, karena pembangunan kota Sapporo dibantu oleh banyak tenaga asing termasuk Amerika Serikat. Bahkan, Dr. William S. Clark, Pimpinan Akademi Pertanian Massachusets
didaulat sebagai Wakil Pimpinan pertama Akademi Pertanian Sapporo. Dan Akademi Pertanian Sapporo (sekarang menjadi Hokkaido University) adalah institusi pendidikan pertanian pertama di Jepang. Bisa dibayangkan berjasanya tokoh Amerika Serikat ini bagi Hokkaido khususnya Sapporo.
Ketika berkeliling di dalam museum, kami disapa seorang Amerika yang bertanya kami berasal dari negara mana. Ketika dikatakan kami dari Indonesia, dia langsung bilang kalau dia dulu punya teman orang Indonesia ketika tinggal di Philipina, dan teman Indonesianya baik sekali. Bangga? Tentu! Makanya, jadi duta bangsa itu ga harus jadi Duta Besar atau apalah apalah. Cukup dengan menjaga perilaku di mana saja berada, akan memberi harum ke segala identitas apa pun yang kita sandang. Bangsa, negara, ataupun agama 😊
Dilanjut nanti bagian dua yak... Shiroi Koibito Park (白い恋人パーク) sama Mount Moiwa (藻岩山, Moiwa-yama)
Jarak Otaru dari Sapporo tidak terlalu jauh, hanya sekitar satu jam perjalanan dengan menggunakan kereta. Paling cepat menggunakan kereta ekspress bandara klo pas jadwalnya. Jadinya, kami menjadwalkan PP saja dari Sapporo, karena ke bandara lebih dekat dari Sapporo. Ketika kami berangkat, kebetulan sekali hujan salju lebat turun sampai ada peringatan lewat handphone dari pemerintah setempat. Walahhh gimandra negh, jangan sampe kereta ga beroperasi...
Sampai gate masuk stasiun penumpang berjubel, dengan berbagai pengumuman "DELAY" di monitor jadwal kereta. Tapi kami tetap membatin, mudah-mudahan yang ke Otaru lancar. Kami pun beranjak ke peron. Ternyata suasana peron pun tak kalah ramainya karena kebetulan ada kereta yang baru saja sampai dan mengeluarkan penumpang.
Pas lagi celingak-celinguk, tiba2 ada pasangan Jepang yang mendekat menanyakan kami mau kemana? Kami jawab, hendak pergi ke Otaru. Kedua orang itu langsung mengajak kami barengan naik kereta di seberang. Dia bilang, naik itu aja dulu yuk barengan, nanti turun dimana, nyambung lagi kereta yang menuju Otaru karena kereta2 pada delay. Okelah, ayuk ajah. Dan kami pun ngobrol sepanjang perjalanan. Ternyata mereka juga turis dari Kobe. Ngobrol sana-sini akhirnya sampai di stasiun persimpangan (lupa stasiun apa), dan kami melanjutkan dengan kereta ekspress bandara ke Otaru sedangkan mereka ke tujuan mereka. Sepanjang perjalanan disuguhi timbunan salju yang tinggiiiii sampai menutupi setengah jendela kereta! Dan salju masih turun dengan lebat. Dalam hati was was juga, ini bisa balik kagak ya ntar dari Otaru? 😟
Alhamdulillah... sampai juga di Otaru dengan selamat, walaupun di kereta penuhnya bukan main. Ditambah ada beberapa koper besar, karena memang kereta bandara banyak membawa penumpang turis.
OTARU AQUARIUM
Sesampainya di stasiun Otaru, kami langsung menuju terminal bis yang berada di seberang stasiun dan menumpang bis yang menuju ke Otaru Aquarium. Membayar bis seperti biasa dengan IC Card. Salju masih saja turun dengan lebat. Bapak supirnya nampak terlihat sudah sepuh, tapi keahliannya, luar biasa! Pemandangan sepanjang perjalanan ke Otaru Aquarium sudah seperti scene di film Oshin kecil yang berjalan menerjang badai salju ke rumahnya Ryuzo untuk menjadi budak hahahhaa... Walaupun penuh liku, akhirnya kami sampai juga di tujuan. Gerbang Otaru Aquarium ada di atas bukit dengan sekeliling berwarna putiiiihhhh semua. Terselimuti salju tebal lembut dan belum terjamah. Wuaaahhhhh senang rasanya... Tapi karena dingin, kami pun langsung masuk.
Berbagai jenis ikan dipajang di akuariumnya, tapi yang menjadi highlight sebenarnya adalah PINGUIN WALK! Ya! Kami bela-belain kemari adalah untuk melihat parade pinguin hahahahaa... Lucuuuu... Tingkahnya kayak selebritis banget ini pinguin-pinguin hahahhaa...
Cukup
lama kami menanti bis kembali ke terminal Otaru., karena mungkin bis
terakhir baru saja pergi. Setelah berpose segala macam gaya, main salju,
dan bikin video2 lucu, akhirnya bis yang ditunggu datang juga. Sampai
di Otaru kami makan siang kesorean dulu di Donburi Chaya
baru kemudian berjalan-jalan sambil menunggu malam tiba untuk melihat
Otaru Light Festival yang berpusat di sekitar Otaru Kanal. Banyak juga
ternyata turis di daerah kanal ini. Mereka datang menggunakan bis turis.
OTARU ORGEL MUSIUM
Otaru Orgel Musium adalah salah satu music box museum yang terserak di seantero Jepang. Kenapa ya Jepang nampak "tergila-gila" dengan kotak musik? Segala bentuk kotak musik ada di musium ini. Konon menurut sejarahnya, kotak musik pertama kali diproduksi di Swiss pada abad ke-18 dengan teknologi mesin jam (vintage/manual) oleh pengrajin jam bernama Jérémie Recordon dan Samuel Junod. Dan beberapa pengrajin di Bohemia dan Jerman. Pada akhir abad ke-19, beberapa pengrajin Eropa membuka pabrik pula di Amerika Serikat. Saat itu, kotak musik masih dianggap sebagai karya seni.
Hingga saat setelah berakhirnya PD II, pabrikan Jepang Sankyo memulai usaha kotak musik dengan menggunakan teknologi mesin otomatis teranyar pada saat itu, dan memproduksinya dalam jumlah besar. Mungkin sejak itulah Jepang jadi merasa memiliki ikatan khusus dengan kotak musik. Bahkan dewasa ini, Sankyo menjual lisensi nada kotak musiknya untuk digunakan sebagai ringtone di perusahaan handphone.
OTARU LIGHT FESTIVAL
Otaru Snow Light Path Festival (小樽雪あかりの路, Otaru Yuki Akari no Michi) adalah festival tahunan yang biasanya diselenggarakan di bulan februari dimana kota Otaru dihiasi dengan pahatan-pahatan salju berukuran kecil (tidak sebesar di Sapporo) lampu dan lampion warna-warni. Waktunya hampir bersamaan dengan Snow Fes di Sapporo, jadi kalian bisa menikmati dua festival sekaligus.
Festival ini berpusat di dua tempat, yaitu Unga Kaijo 300 meter dari Otaru Kanal (Otaru Unga) dan Temiyasen Kaijo berada di antara Kanal dan stasiun kereta Otaru. Kalau kalian datang menggunakan kereta api sih, pastinya akan dapat semua. Untuk yang PP menggunakan kereta, lihat-lihat jadwal keretanya ya... Jangan sampai, karena keasyikan, ketinggalan kereta, kan enggak lucu wkwkkwkwkkk... Syukurnya, kereta pulang kembali ke Sapporo tidak terhambat, dan dapat duduk pula, padahal penumpang kereta penuhnya minta ampun.