Sensoji Temple, Asakusa |
Seperti biasa, rencana perjalanan sudah dimulai dengan perburuan tiket pesawat AirAsia promo tahun 2012 yang baru lalu, Dan beruntungnya, Kami (saudara sesendal jepit, always), tepatnya Kakak gw, beruntung mendapatkan tiket pesawat PP ke Jepang yang terkenal negeri mahal itu “hanya” seharga 2,3 juta rupiah saja. Dan Kami bisa mencicil sangu liburan di sela jeda keberangkatan, yippiieee!!!
Langkah selanjutnya setelah memesan tiket adalah, hunting info tempat menginap, tempat yang ingin dikunjungi dan transportasinya. Bahasan mengenai transportasi akan di ulas tersendiri, karena menurut gw cukup memusingkan untuk orang luar (baca: gw).
Setelah itinerary dan tempat menginap lumayan ada gambaran, silakan ajukan visa. Ga terlalu ribet, cukup datang ke Japan Embassy dengan membawa persyaratan lengkap dan tersusun rapi, lalu nanti petugas akan memberi tahu kapan visa bisa di ambil (maksimal 4 hari kerja) dan diminta membawa uang administrasi Rp. 325.000,-.
Setelah itinerary dan tempat menginap lumayan ada gambaran, silakan ajukan visa. Ga terlalu ribet, cukup datang ke Japan Embassy dengan membawa persyaratan lengkap dan tersusun rapi, lalu nanti petugas akan memberi tahu kapan visa bisa di ambil (maksimal 4 hari kerja) dan diminta membawa uang administrasi Rp. 325.000,-.
Rabu, 22 Januari 2013
Beberapa hari belakangan Jakarta dilanda hujan lebat dan tentu saja banjir di mana-mana. Termasuk akses ke Bandara, ikut membuat sport jantung. Gw langsung merapat ke Gondangdia untuk mendekati titik keberangkatan, pool DAMRI Gambir. Kami membatalkan rencana sebelumnya untuk menginap di Soe-Ta karena takut ketinggalan pesawat. Tetapi memutuskan untuk berangkat subuh menumpang DAMRI bandara jadwal paling pagi.
Kamis, 23 Januari 2013
Syukurlah, tidak ada hujan subuh itu. Perjalanan ke Bandara Soe-Ta pun aman sentausa, lancar tanpa kendala.
Pesawat take off pukul 6.13 WIB dari Cengkareng dan mendarat di KLCC pukul 9.15 waktu Malaysia. Dengan perbedaan waktu, Malaysia lebih awal satu jam daripada WIB. So, lama perjalanan CGK-KL sebenarnya adalah 2 jam. Dan Kami harus menunggu hingga pukul 14.45 waktu Malaysia untuk kembali melanjutkan perjalanan ke Haneda.
KLCC-Haneda yang seharusnya di tempuh dalam waktu sekitar 7 jam-an, karena pilotnya ngebut, bisa ditempuh hanya dalam waktu 6 jam!
Pukul 22.00 waktu Tokyo Kami sudah mendarat di Haneda. Setelah mengantri dengan tertib di imigrasi, Kami pun mencari spot buat bobo di Bandara. Selain ngirit, suhu udara tengah malam di musim dingin bisa sangat menggigit. Tenang saja, tidur di Bandara Haneda cukup aman kok walopun tetep aja ga bisa senyenyak tidur di kamar.
Kamis, 24 Januari 2013
Menuju penginapan di Khaosan Tokyo Samurai Asakusa, belilah tiket Toei Subway Keikyu Line jurusan Aoto lewat Vending Machine, kereta ini melaju langsung ke Stasiun Asakusa tanpa perlu berganti kereta. Tips: kalau mau menghemat, jangan membeli tiket di counter transport bandara, soalnya kena charge lumayan wkwkwkkkk…
Kamis, 24 Januari 2013
Menuju penginapan di Khaosan Tokyo Samurai Asakusa, belilah tiket Toei Subway Keikyu Line jurusan Aoto lewat Vending Machine, kereta ini melaju langsung ke Stasiun Asakusa tanpa perlu berganti kereta. Tips: kalau mau menghemat, jangan membeli tiket di counter transport bandara, soalnya kena charge lumayan wkwkwkkkk…
Khaosan Samurai Asakusa |
Peta yang diberikan penginapan sangat mudah diikuti, apalagi sudah disertakan foto untuk memandu jalan. Terlebih lagi, Kami juga sempat bertemu serombongan turis Asia Tenggara yang juga menginap di sana dan dengan ramahnya menegur dan memberi info tempat Kami menginap.
Front office belum buka, baru buka pukul 8.00 sedangkan saat itu masih pukul 7.00. Jadilah Kami poto2 dulu di depan sambil minum kopi dari warung kopi 24 jam, Vending Machine, wkwkwkkkkk…
Tadinya Kami cuma mau nge-drop ransel karena sebenernya waktu cek-in adalah pukul 15.00, tapi ternyata dengan baik hati Kami sudah langsung diberi kamar saat itu juga. Senangnya…
Tujuan pertama setelah mandi air panas dan sarapan pagi adalah mencari Sky Tree yang sudah terlihat dari semenjak berjalan ke arah penginapan. Di beberapa spot trotoar terlihat sisa gundukan salju yang dibersihkan agar tidak mengganggu jalanan. Ternyata, Sky Tree ditutup, bahkan orang yang melintas di sekitarannya pun diminta lekas menjauh karena banyak salju berjatuhan dari atas menara tinggi itu.
Front office belum buka, baru buka pukul 8.00 sedangkan saat itu masih pukul 7.00. Jadilah Kami poto2 dulu di depan sambil minum kopi dari warung kopi 24 jam, Vending Machine, wkwkwkkkkk…
Tadinya Kami cuma mau nge-drop ransel karena sebenernya waktu cek-in adalah pukul 15.00, tapi ternyata dengan baik hati Kami sudah langsung diberi kamar saat itu juga. Senangnya…
Tujuan pertama setelah mandi air panas dan sarapan pagi adalah mencari Sky Tree yang sudah terlihat dari semenjak berjalan ke arah penginapan. Di beberapa spot trotoar terlihat sisa gundukan salju yang dibersihkan agar tidak mengganggu jalanan. Ternyata, Sky Tree ditutup, bahkan orang yang melintas di sekitarannya pun diminta lekas menjauh karena banyak salju berjatuhan dari atas menara tinggi itu.
Sky Tree |
Blue Bridge-Sumida River, Asakusa |
Red Bridge-Sumida River, Asakusa |
Saray Kebab |
Sensoji Temple, Asakusa |
The Famous Hachiko Statue, Shibuya Station Harajuku Station |
Selese makan Sushi, Kakak gw ngajak jalan ke Harajuku, yang katanyaaaa sih dekeeetttt... Cuman nyusurin jalan aja lempeng di petanya. Makjaaannnn... kaki gw berasa mao berantakan itu jalan muter-muter sampe lewatin NHK (kantor TV-nya Jepang) sama Stadion apa tuh ya yang dipake buat pertandingan bola, entah gw ga nyimak huwhuwhuuuwww... Dingin pula...
Hi-Tech Conveyor Belt Sushi at Shibuya |
Akhirnya, abis dari Harajuku yg tadinya mau langsung ke Tokyo Tower, ga jadi. Mau langsung balik ajaahhhh... Bobo... Udah dua malem bobonya ga beres. Dari Stasiun Harajuku ke Asakusa naik Subway, entah gimana naik turunnya gw lupa lagi wakakakakkkk...
Tapi serius! Bener-bener blom mudheng di suruh beli tiket di vending machine ga bisa lewat loket langsung, soalnya ga kayak di Singapur atau Korea yang vending machine tiketnya bisa langsung tunjuk jurusan. Di Jepang, Kita musti cek harganya dulu manual di peta yang biasa di pampang di atas vending machine. Masalahnyaaaaaa tu peta beberapa ada yang ga ada tulisan romawi-nya Gaaannn... Cuma ada tulisan kanji doank huwhuwhuuuwwww... Udah capek, ngantuk, dingin, terserah Kakak gw aja dah yang mikir yang penting sampe walopun sambil manyun hihihiiii... (berlanjut di Chapter 2)
Tapi serius! Bener-bener blom mudheng di suruh beli tiket di vending machine ga bisa lewat loket langsung, soalnya ga kayak di Singapur atau Korea yang vending machine tiketnya bisa langsung tunjuk jurusan. Di Jepang, Kita musti cek harganya dulu manual di peta yang biasa di pampang di atas vending machine. Masalahnyaaaaaa tu peta beberapa ada yang ga ada tulisan romawi-nya Gaaannn... Cuma ada tulisan kanji doank huwhuwhuuuwwww... Udah capek, ngantuk, dingin, terserah Kakak gw aja dah yang mikir yang penting sampe walopun sambil manyun hihihiiii... (berlanjut di Chapter 2)
Hi Suntea,
ReplyDeletePas tidur di bandara haneda selonjoran di bangku gitu, dibangunin ama petugas bandara buat cek ID gak ?
Sempet mandi jugakah di bandara haneda ?
Arigato suntea
Halow, thanks udah mampir-mampir Astri... :)
DeleteKebetulan waktu itu ada announcement untuk lebih baik stay di Bandara karena cuaca di luar sedang sangat dingin (kayaknya klo ga salah denger wkwkwkwkk...), jadi mungkin karena itu makanya ga ada cek-cek ID.
Atau, mungkin pengecekannya dilakukan random, jadi cuma beberapa orang aja yang kena. Soalnya, pernah baca juga di blog tetangga ada yang kena cek ID.